APAKAH YANG PERLU DIPERSIAPKAN UNTUK MENYAMBUT HARI ANAK MANUSIA MENYATAKAN DIRI ATAU MENERIMA KEDATANGAN KERAJAAN ALLAH?
(RP. Frans Funan, SVD)
"Demikianlah halnya kelak pada hari Anak Manusia menyatakan diri. Pada hari itu barang siapa sedang ada di peranginan di atas rumah, janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang di dalam rumah. Demikian pula yang sedang berada di ladang, janganlah ia pulang." (Luk 17:30-31).
Gambaran Yesus tentang kedatangan Kerajaan Allah atau hari Ia menyatakan diri cukup seram. Bahkan ketika para murid bertanya, di mana suasana seram itu akan terjadi, Yesus hanya bilang, " Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar." Gambaran kondisi kedatangan Kerajaan Allah atau hari Anak Manusia menyatakan diri di atas pada hakikatnya tentang masa depan atau situasi nanti.
Kita diingatkan bahwa kita yang hidup di masa kini mesti berorientasi masa depan. Selain upaya pemenuhan tuntutan kebutuhan sekarang, rencana pemenuhan kebutuhan masa depan juga jangan dilupakan. Rumah masa depan harus dibangun sejak dini. Rumah tinggal dan rumah diri kini akan dibongkar, rumah masa depan yang akan jadi jaminan hidup kekal. Persiapan untuk proses pembangunannya sudah harus dimulai pada saat ini hingga Anak Manusia menyatakan diri kelak. Kapan itu terjadi hanya Tuhan sendiri yang tahu.
Apa saja yang perlu dipersiapkan? Menciptakan keheningan dalam diri walau kebisingan terus saja menggoda untuk tidak dipedulikan. Keheningan membuka cakrawala spiritual untuk memikirkan rumah masa depan secara bijak. Cakrawala spiritual dan kebijaksanaan itu dimatangkan dalam doa dan Ekaristi. Doa itu buah dari iman. Rumah masa depan menuntut iman yang kokoh dan perjuangan yang serius. Kondisi kapan rumah sekarang dibongkar yang ditandai dengan hari Anak Manusia menyatakan diri tidak ada yang tahu. Ekaristi itu puncak hidup kita sebagai anak-anak Allah.
Namun berapa banyak anak Allah yang sungguh sadar akan pentingnya Ekaristi itu sebagai puncak hidupnya kini dan kelak. Persiapan lain hidup dalam kasih. Ada tiga subyek kasih yaitu Allah, sesama dan diri sendiri. Kasih ini penting karena selain hidup menurut perintah Allah, tapi juga sebagai buah dari iman. Karena itu perintah Allah jelas hendaknya kamu hidup saling mengasihi sebagai saudara. Dengan hidup dalam kasih berarti kita keluar dari zona diri sendiri untuk berbaur dengan dan dalam diri sesama kita. Kasih berati kita sibuk dengan yang lain dan tidak hanya fokus pada diri sendiri. Sibuk dengan sesama itu disebut pelayanan. Dan buah dari cinta atau kasih itu adalah saling melayani.
Persiapan itu penting, sebab masa depan sesuai gambaran Yesus di atas yang begitu dasyat dan seram hanya bisa diantisipasi dengan iman yang teguh dan kasih yang kokoh dalam Tuhan, sesama dan diri. Gambaran Yesus tentang masa depan kedatangan Kerajaan Allah yang amat sangat tegang menjadi sinyal bahwa rumah masa depan kita itu tidak instan. Ketika kita serius menjalankan semua persiapan di atas dengan baik, kondisi hidup kita akan jadi damai dan kita tidak gentar menyambut hari Anak Manusia menyatakan diri.
Siaga penuh kekuatan rohani sebab pada saat itu tidak ada lagi kesempatan untuk turun ke atau kembali ke rumah. Tidak ada lagi kesempatan untuk saling mengasihi atau ijin Tuhan hidup dalam kasih beberapa saat. Yang lalai tidak memiliki Allah. "Kehidupan kristiani bukan apa-apa selain perjuangan abadi melawan diri sendiri." (Santo Pius dari Pietrelcina). Ingatlah bahwa Allah menyatakan diri melalui setiap ciptaan-Nya. Kiranya kita menemukan Dia dalam segala sesuatu dan dalam setiap peristiwa hidup kita.
Selamat beraktifitas hari ini. Tuhan berkatimu semua. (Arso Kota, 151124).