MANUSIA HIDUP MESTI BERBUAH KEBAIKAN UNTUK ORANG LAIN SEPERTI POHON BERBUAH TIDAK UNTUK DIRINYA SENDIRI
(RP Frans Funan, SVD)
"Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah, jika tidak tebanglah." (Luk 13:8-9).
Setiap orang memiliki kerinduan terdalam untuk hidup baik, bahagia, gembira dan sukses serta semua harapannya terpenuhi. Tantangan, cobaan dan malapeka serta kegagalan sering dipandang sebagai penghalang masa depan yang indah dan bahagia. Bertolak dari kodrat harus disadari sungguh bahwa manusia itu lemah dan rapuh serta rentang terhadap godaan kejatuhan. Manusia makhluk berdosa. Jauh dari kesempurnaan. Kendati demikian bukankah kasih Allah bagi kita jauh lebih dalam dari pada kasih seorang ibu terhadap anaknya?
Allah hadir di tengah-tengah kita dalam diri Kristus sebagai sumber dan jaminan kebahagiaan kekal kita. Melalui Kristus kita bangun hidup dengan tunduk pada bimbingan Roh Kudus dan pusatkan perhatian pada kehendak Allah Bapa yang selalu kendalikan kita umat-Nya untuk gapai hal yang terindah dalam hidup dan memperoleh kebahagiaan. Mengapa impian, harapan serta cita-cita luhur hidup baik tidak tergapai dalam perjuangan hidup ini? Mungkin kita lalai dan tidak fokus pada kehendak Allah Bapa dalam diri Yesus Kristus Tuhan. Kita lebih mengandalkan kekuatan manusiawi kita dan lupa bahwa Allahlah yang mengendikan arah hidup seturut kehendak kudus-Nya.
Tuhan selalu membuka ruang pertumbuhan bagi manusia untuk berbuah kebaikan dalam hidupnya bagi sesamanya. Egoisme menutup kerahiman diri untuk berbagi buah kebaikan dengan sesama dan membuat hidup itu tak pernah berkecukupan serta menutup mata terhadap berlimpah berkat atas hidup itu. Ibarat pohon yang tidak berbuah dan diberi kesempatan setahun untuk hidup dan diberi bantuan agar berbuah, demikian diri kita yang tak berbuah kebaikan kepada sesama karena egoisme, kebanggaan semu dan kepongahan, untuk bertobat.
Kita manfaat peluang pertobatan yang Tuhan beri untuk mengolah diri agar berbuat kebaikan dan tetap fokus untuk mengandalkan Tuhan dalam semua lini perjuangan untuk mencapai kualitas hidup rohani dan sosial yang tertinggi. Melalui pertobatan yang sungguh kita akan menggapai kedewasan penuh untuk bertumbuh menuju kepenuhan Kristus. Oleh rahmat pertobatan itu kita juga mendapat kekuatan dan ketahanan iman agar tidak diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, berpegang teguh pada kebenaran dan membangun diri dalam kasih. (Ef 4:13-15).
Orang yang bertobat dari egoisme dan kemalasannya untuk berjuang pasti berbuah kebaikan untuk berbagi (hidup jadi berkat bagi orang lain)dan memperoleh keselamatan. "Tuhan mengasihi manusia, dan mudah untuk mengampuni, tetapi lambat untuk menghukum. Karena itu, jangan seorang pun putus asa akan keselamatannya sendiri." (Santo Sirius dari Yerusalam). Damai, bahagia, suka cita dan kesuksesan bahkan keselamatan ada di depan pintu kehidupan kita. Mari kita terus berusaha berbagi kebaikan kepada orang lain, seperti pohon berbuah tidak pernah untuk dirinya sendiri.
Selamat beraktivitas dan jangan lupa berbagi. Tuhan berkatimu semua. (Arso Kota, Sabtu, 261024).