SPIRITUALITAS PELAYAN SEORANG HAMBA: HATI YANG SIAP SEDIA MELAYANI
(RP. Frans Funan, SVD)
"Kami ini hamba-hamba tak berguna, kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan." (Luk 17:10).
Kekuatan utama seorang hamba dalam melayani adalah hatinya yang siap sedia untuk melayani tuannya. Kualitas diri yang dimiliki ialah kemurahan hati dan kerendahan hati untuk melayani. Dalam spirit pelayanan sebagai seorang hamba sesungguhnya tidak ada hal yang dibanggakan. Karena profesi utama seorang hamba hanya melakukan tugas yang diinstruksikan langsung dari tuannya. Maka prestasi terhebat sepanjang sejarah pelayanan seorang hamba adalah kesetiaan dalam melayani dan kesabaran menunggu untuk melayani lagi.
Kesiagaan penuh untuk siap melayani ketika dibutuhkan dan sabar menanti tuan untuk pelayanan berikut adalah kebajikan utama seorang hamba yang tidak boleh pernah dilalaikan karena risiko hukumannya berat. Motivasi pelayanan ialah agar tuan yang dilayani merasa puas bukan upah, pujian atau terima kasih.
Santo Paulus sebagai seorang hamba Tuhan yang tulen mengatakan dengan tegas dalam tugas pelayanan ini yaitu upahku adalah melayani tanpa upah. Pelayan yang melayani dengan hati: @siap melayani tuan dengan baik dan penuh tanggung jawab, @melayani kapan saja dibutuhkan, entah baik atau tidak baik waktunya, @melayani dengan cinta yang besar entah dihargai atau diabaikan, @menyangkal diri dan berjuang pikul salib pelayanan sampai tuntas demi kepentingan Gereja: kebaikan, kehidupan dan keselamatan umat Allah.
Sebagai orang-orang terpanggil dalam tugas pelayanan seorang hamba Tuhan, kita membutuhkan kekuatan kasih karunia Allah. Sebab kasih karunia inilah yang mendidik kita meninggalkan kefasikkan dan keinginan-keinginan duniawi, hidup bijaksana, adil dan beribadah, menantikan penggenapan pengharapan yang penuh bahagia, Kristus menguduskan kita menjadi milik-Nya sendiri yang rajin berbuat baik. "Jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik, jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, sehat dan tidak bercela, agar lawan jadi malu atau tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita." (Tit 2:7-8).
Hamba Tuhan harus ikut total Tuhan seperti Santo Yosafat, Martir yang pestanya kita rayakan hari ini. Atau Santo Paulus dari salib yang mengatakan begini: "Jangan lagi hidup dalam dirimu, tetapi biarkanlah Yesus yang hidup dalam dirimu, sehingga kebijaksanaan Sang Juru Selamat bermegah dalam semua tindakanmu, dan semua orang dapat melihatmu sebagai salib yang hidup serta merasakan nikmarnya aroma kebijaksanaan Allah, dalam kesabaran, kelembutan, pengorbanan, kesopanan, damai, amal, semangat, dan kerendahan hatimu."
Selamat beraktifitas hari ini, Santo Yosafat mendoakan. Tuhan berkatimu semua. (Arso Kota, 121124).