Pada zaman Raja Yosia datanglah firman Tuhan kepada Yeremia. "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau dan sebelum engkau keluar dari kandungan ibumu, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa. Jawabku, "Ah Tuhan Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara sebab aku masih muda." Tuhan berfirman, "Janganlah berkata Aku ini masih muda belia, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus haruslah engkau pergi. Janganlah takut kepada mereka sebab Aku menyertai engkau dan melepaskan engkau (Yer 1:1.4-10). Pada-Mu ya Tuhan, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu (Mzm 71:1).
Yesus keluar dari rumah dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Yesus, sehingga Ia naik ke perahu.. duduk di situ.. Kata-Nya, "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur..waktu ia menabur, sebagian jatuh di pinggir jalan..jatuh di tanah yang berbatu-batu.. Dan sebagian lagi jatuh di tanah yang baik lalu berbuah, ada yang 100 x lipat.. 60 x lipat..30 x lipat. Siapa bertelinga hendaklah ia mendengar-kan (Mat 13:1-9).
Tuhan mengatakan kepada Yeremia, bahwa sebelum membentuk dirinya, Tuhan telah mengenalnya, menguduskan dan menentukan menjadi nabi bagi bangsa bangsa. Menaruh firman-Nya dalam mulut Yeremia.
Maka Yesus mengumpamakan firman Tuhan seperti benih yang ditabur oleh seorang penabur. Ada yang jatuh di pinggir jalan, tanah yang berbatu batu dan ada yang jatuh di tanah subur menghasilkan buah yang berlipat-lipat.
Firman Tuhan ditaburkan kepada semua orang tanpa pilih kasih. Dan sebagai orang yang telah dipilih oleh Allah menjadi anak anak-Nya, tentunya kita berharap menjadi tanah yang baik sehingga firman Tuhan itu bertumbuh dan menghasilkan buah yang berlimpah limpah. Walaupun kenyataannya seringkali kita masih menjadi tanah berbatu atau tanah yang tumbuh banyak ilalangnya. Sehingga firman Tuhan itu mati segan hidup tidak mau.
Padahal Tuhan menginginkan kita mendengar firman-Nya karena kita telah diberi telinga. Tuhan menginginkan firman yang telah Dia taburkan kepada kita semua, bertumbuh subur dan berbuah banyak. Walaupun memerlukan waktu yang panjang dan perlu perawatan yang baik bahkan pengorbanan dan penderitaan. Seperti tanah, kita harus siap dicangkul, dibajak yang kalau bisa bicara tanah itu pasti berteriak karena mengalami kesakitan.
Dan untuk bisa menjadi pribadi yang baik dan benar, diperlukan proses dengan berbagai cara yang tidak mudah, mungkin juga menyakitkan. Sehingga kita menjadi tanah yang subur dan Firman Tuhan yang ditaburkan dalam diri kita masing masing, bertumbuh dan berbuah berlipat lipat.
Seperti yang telah dialami oleh Yeremia. Di mana Tuhan menaruh firman-Nya dalam mulutnya dan mengangkatnya untuk melakukan tugas perutusan yang besar bagi umat pilihan Allah.
Marilah kita memohon bimbingan Tuhan agar senantiasa menerima dan melaksanakan firman-Nya dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga kita masing-masing dapat menjadi tanah yang subur dan firman Tuhan yang ditaburkan dalam diri kita berbuah berlipat lipat.
Ya Allah, kami bersyukur atas benih firman yang Engkau taburkan dalam diri kami. Mampukanlah kami untuk senantiasa mendengar dan melakukan firman-Mu dalam kehidupan kami sehari-hari kepada keluarga, komunitas dan orang-orang di sekitar kami. Sehingga firman-Mu bertumbuh dan menghasilkan buah berlimpah serta menjadi bekal kami menuju kehidupan abadi di surga. Amin