"Yesus menegur orang-orang munafik yang pandai menilai rupa bumi dan langit tetapi tidak mampu menilai zaman" (Luk 12:54-59)
Dunia sekarang semakin maju, teknologi berperan penting dalam perkembangan zaman. Bersamaan dengan itu, banyak hal yang dilakukan manusia untuk mengkhianati Tuhan dengan memanfaatkan perkembangan zaman ini. Manusia memanfaatkan pengetahuan dan teknologi yang ada untuk memenuhi keinginan dan rasa ingin tahunya dengan melakukan berbagai hal menyimpang seperti pembuatan bayi tabung, pernikahan sesama jenis, dll yang ternyata melanggar etika dan moral.
Dalam Injil Lukas, Tuhan Yesus menegaskan kepada orang banyak, "Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segeralah kamu berkata 'akan turun hujan.' Dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kalian melihat angin selatan bertiup, kalian berkata, 'Hari akan panas terik.' Dan hal itu memang terjadi.' Penegasan Yesus ini mau menunjukkan bahwa manusia memang bisa dan pandai menilai tanda-tanda alam yang ada dan kelihatan.
Namun pada titik ini, Yesus membuat teguran kepada orang-orang yang pandai membuat penilaian sebagai tindakan kemunafikan. " Hai orang-orang munafik, kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?" Yesus mengaskan bahwa manusia tidak boleh hanya pandai menilai keadaan yang ada dan menempatkan diri melebihi kuasa Tuhan. Sesungguhnya manusia harus sadar dan tahu diri tentang tentang hakekat dan tujuan keberadaannya sebagai manusia, ciptaan Tuhan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu menginginkan segala sesuatu, termasuk memaksakan diri melakukan berbagai hal karena memanfaatkan perkembangan yang ada. Manusia lupa akan tugas dan perannya sebagai ciptaan yang sepantaskan berjuang untuk memuliakan Tuhan dan membahagiakan sesama. Manusia lebih menampilkan atraksi diri sebagai ajang untuk rasa egois hingga mengabaikan peran Tuhan dalam hidupnya.
Mari kita bertobat dari sikap pandai menilai tetapi mengabaikan tujuan dan peran manusia sebagai makluk ciptaan yang sepantasnya bersyukur karena sekalipun rapuh, Allah masih tetap memelihara hidup kita. Amin.
By: Filo Pereira