JADILAH PELAYAN YANG BAIK
Kamis Pesta St Yakobus, Rasul
Harta pelayanan sebagai rasul kami miliki dalam bejana tanah liat supaya nyata bahwa kekuatan berlimpah itu dari Allah. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terhimpit, kami habis akal namun tidak putus asa. Kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami..supaya juga hidup Yesus nyata dalam tubuh kami yang fana ini.. (2Kor 4:7-15). Orang-orang yang menabur dengan bercucuran air mata, akan menuai dengan bersorak sorai (Mzm 126:5).
Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus, serta anak-anaknya kepada Yesus sujud di hadapan-Nya meminta sesuatu..Kata Yesus, ""Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya, "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu. Yesus menjawab, "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Aku minum?" Kata mereka, "Kami dapat." Yesus berkata, "Cawan-Ku memang akan kamu Minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau sebelah kiri-Ku Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya". (Mat 20:20-28).
Ketika ibu anak-anak Zebedeus meminta supaya kedua anaknya boleh duduk kelak di Kerajaan Sorga, Yesus menegaskan, bahwa cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi yang berhak memberi adalah Bapa-Nya. Seperti dikatakan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus. Dia menegaskan bahwa di dalam pelayanannya ia senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuhnya, supaya kehidupan Yesus nyata di dalam tubuhnya.
Permintaan ibu ini, memang tidak salah. Sampai sekarang pun masih banyak yang bersikap seperti ibu itu. Karena bapaknya atau saudaranya kerja di perusahaan, atau suatu instansi, minta tolong supaya anaknya dibantu bisa masuk kerja di situ atau mencalonkan diri menjadi pejabat pemerintahan.
Apalagi dalam menghadapi pilkada, walaupun baru bulan November dilaksanakan, tetapi dari sekarang sudah kasak-kusuk untuk mencalonkan diri. Bahkan di berbagai pinggir kota, sudah banyak baliho terpampang foto yang hendak mencalonkan dirinya.
Dalam kutipan Injil di atas, Yesus mengingatkan kita, bahwa seorang pemimpin yang sejati dan baik, harus siap bekerja atau melayani dengan sikap seorang hamba. Yaitu lemah lembut, sabar, rendah hati dan bekerja tanpa pamrih. Dan untuk semuanya itu diperlukan usaha dan perjuangan sepenuh hati.
Supaya semakin banyak orang yang menjadi percaya kepada Tuhan, dan kemuliaan Allah berlimpah kepada semua orang. Seperti dikatakan Yesus; "Aku menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap" (Yohanes 15:16). Dan pemazmur katakan, yang menabur dengan bercucuran air mata akan menuai dengan bersorak sorai (Mazmur 16:5).
Marilah kita meneladan sikap dan ajaran Yesus, di mana, "Dia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani". Dengan menjadi pelayan yang setia dan rendah hati seperti Paulus, di mana dia senantiasa membawa kematian Yesus dalam tubuhnya.
Ya Tuhan, kami datang untuk siap melakukan apa yang Engkau kehendaki. Jadikanlah kami pelayan-Mu yang setia dan rendah hati. Teguhkanlah semua usaha dan perjuangan kami untuk mewartakan kasih-Mu sampai kami dipersatukan dengan para Kudus di surga. Amin