KETIKA CINTA DATANG DAN PERGI
(Nely Kolo)
Di sebuah lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas, terdapat seorang gadis bernama Lisa. Ia adalah siswi kelas XII MIPA yang jatuh cinta pada seorang siswa baru bernama Arif. Arif, yang baru bergabung, sedang mengikuti kegiatan pengenalan lingkungan sekolah. Kebetulan hari pertama, Lisa yang menjadi pemandu kegiatan tersebut bersama Ketua OSIS, Siska. Kegiatan berjalan lancar dan berakhir dengan baik.
Setelah kegiatan, Lisa ke kelas. bertemu dengan temannya, Resa, yang ternyata saudari Arif. Mereka duduk dan berbincang, seolah Resa tahu bahwa Lisa menyukai Arif. Resa duduk di samping Lisa dan bertanya kepada Lisa, "Kamu suka sama Arif?" Lisa kaget dan menjawab, "Kok kamu tahu? hmmm iya sih, tapi sepertinya dia sudah punya pacar".
Resa memberitahu Lisa bahwa Arif belum punya pacar, tetapi dia bilang ke Resa bahwa ia suka sama Ketua OSIS, Siska. Lisa merasa sedih dan malu. Ia tidak ingin lagi melihat Arif. Dalam beberapa hari, kabar tentang Arif dan Siska yang berpacaran membuat hati Lisa semakin berat. Meskipun begitu, Lisa berusaha bersikap santai dan tidak menunjukkan perasaannya. Arif dan Siska juga menjalin hubungan dengan keyakinan.
Beberapa minggu kemudian, Resa mendatangi Lisa dengan berita yang mengejutkan. Resa menghampiri Lisa dengan wajah penuh tawa. "Lis, kamu tahu tidak?" Lisa bingung, entah apa yang dimaksud kan Resa. "Iya Res bagaimana? Tahu apa?"
Resa menjelaskan dengan sedikit tawa, "Ternyata, Arif juga suka sama kamu. Dia berencana menyelesaikan hubungannya dengan Siska". Mata Lisa tiba-tiba membelalak serta kaget."Haaa???" Ia merasa senang, tetapi juga ragu. Dalam hatinya, ia berpikir bahwa Arif mungkin seorang yang playboy. Namun, ia tidak bisa menahan perasaannya yang telah terbalas.
Suatu hari, mereka bertugas untuk koor di luar paroki dan menginap di sana selama dua hari. Pada malam pertama, saat Siska sibuk, Arif mengambil kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama Lisa. Mereka berbincang dan berpegangan tangan, seolah-olah mereka ini berpacaran. Namun, saat Siska ada mereka seperti orang asing.
Hari kedua, saat kembali ke sekolah, Lisa mendengar kabar bahwa hubungan Arif dan Siska mengalami masalah. Lisa berpikir bahwa kemungkinan masalahnya karena Siska telah mengetahui bahwa semalam Arif bersama dengannya. Lisa menghampiri Resa, dengan wajah penuh pertanyaan dan rasa ingin tahu, "Res, saya dengar hubungan Arif dan Siska sedang tidak baik ya?"
Resa menatap Lisa dan menjawab apa yang ditanyakan oleh Lisa dengan apa yang dia lihat dan dengar "Iya Lis. Kemarin mereka berantam dan Arif minta putus sama Siska. Sepertinya, Arif akan mengungkapkan perasaannya ke kamu! Lisa terdiam tanpa kata-kata. Ia senang tetapi juga merasa bersalah telah merebut Arif dari Siska. Tetapi Lisa juga tidak bisa menahan perasaannya.
Keesokan harinya, saat jam istirahat, dengan berani Arif menghampiri Lisa, "Lisa! Kamu ngapain?" Lisa seperti kaget dengan wajah bingung kenapa tiba-tiba Arif datang menemunya, "Eh, iya Rif. Aku duduk saja". Dengan gugup Arif berbicara, "Baiklah! Aku mau ngomong sesuatu sama kamu".
Dengan santai Lisa menjawab dan mempersilahkan Arif untuk bicara, namun di sisi lain Lisa juga deg-degan. "Aaaaaa, kamu mau tidak jadi pacarku?" Lisa tercengang dengan wajah yang dihiasi senyum tipis, "Kamu serius, Rif?" Arif menjawab Lisa dengan sangat serius, "Ya, aku serius. Mau tidak?" Dengan senang hati Lisa langsung menjawab, "Aku mau, Rif".
Lisa tidur di bahu Arif sambil bercerita, "Sebenarnya aku sudah lama suka sama kamu sejak awal kegiatan pengenalan lingkungan sekolah, tapi aku diam karena kamu suka sama Siska". Arif meyakinkan Lisa, "Oya? Ya sudah, itu kan dulu. Sekarang aku sama kamu".
Akhirnya, mereka berpacaran. Setiap hari, mereka berkomunikasi lewat handphone dan bertemu langsung, di sekolah. Hubungan mereka semakin harmonis, saling mendukung dan saling terbuka satu sama lain.
Namun, setelah hampir lima bulan, Lisa merasa ada yang berbeda dari Arif. Suatu hari, ia memutuskan untuk berbicara dengan Arif. Dalam perbincangan mereka, setiap pertanyaan dari Lisa, Arif menjawab dengan santai seperti tidak ada rasa bersalah sedikit pun. Lisa merasa bahwa ad sesuatu yang disembunyikan oleh Arif.
Setelah pulang sekolah, Lisa mengambil handphone, login ke media sosial (Instagram) dan melihat Arif memamerkan foto seorang wanita. Entah wanita itu siapa? Lisa tidak yakin jika Arif punya hubungan sama wanita itu. Lisa mencari tahu, ia mencari Instagram wanita itu, ternyata benar mereka menjalin hubungan, namanya Dona. Lisa melihat wanita itu juga memposting fotonya Arif. Lisa pun terjebak dalam perasaannya yang campur aduk antara cinta, bingung, dan rasa tidak percaya. Apakah ia harus mempertahankan hubungannya ataukah harus berakhir?
Keesokan harinya, Lisa menemui Arif dengan wajah penuh marah. "Arif, siapa wanita yang kamu pamer di Instagram? Tidak salah namanya Dona. Ada hubungan apa kamu sama dia?"
Arif menjawab dengan berpura-pura tidak mengenal wanita yang dimaksudkan Lisa. "Dona siapa? Aku tidak mengenal dia. Dan aku tidak pernah memamerkan siapa pun selain kamu, Lis".
Lisa ingin sekali menunjukan buktinya, namun mereka tidak diizinkan untuk membawa handphone ke sekolah. Air mata jatuh, dengan jari telunjuknya, Lisa menunjuk ke arah mukanya Arif. "Kamu pikir aku bodoh? Aku sudah tahu permainan kamu, kamu jujur saja deh sekarang!"
Tiba-tiba dengan wajah penuh rayuan manis Arif memohon. "Lis, ya sudah jangan menangis. Aku salah sudah buat kamu sakit hati, aku minta maaf, aku khilaf. Kamu jangan pergi ya, Lis?"
Air mata semakin menetes, tidak sanggup menatap wajah Arif, Lisa berbalik badan. "Aku butuh waktu untuk berpikir". Setelah itu pergi meninggalkan Arif.
Setelah pulang sekolah Lisa memikirkan keputusan apa yang harus ia ambil dari masalah ini. Ia menelpon Arif. Arif yang sedang berbaring, mendengar handphonenya bunyi, ternyata telepon dari Lisa. Ia mengangkat telepon itu. "Hallo? Lis, kamu tidak marah lagi kan sama aku? Aku minta maaf".
Tanpa basa-basi Lisa bertanya dengan serius. "Arif, kalau kamu masih ingin sama aku, tolong tinggalkan dia". Arif menjawab Lisa. "Aku sudah selesai sama dia, Lis". Lisa berpikir bahwa semua itu hanya kekhilafan. " Baiklah. Janji ya tidak akan ulangi lagi?" Arif meyakinkan Lisa :"Iya, aku janji".
Akhirnya, mereka melanjutkan hubungan mereka. Lisa memberikan kesempatan kepada Arif untuk memperbaiki semua. Lisa tetap percaya kepada Arif, karena ia sangat menyayanginya.
Namun, setelah satu Minggu, Arif kembali berubah. Lisa mengetahui dari postingan wanita itu, ternyata mereka berdua kembali menjalin hubungan. Ia merasa dibodohi. Dalam hatinya. "Ternyata Arif benar-benar playboy. Seharusnya dari awal aku tidak percaya lagi sama dia".
Lisa akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Arif, meskipun itu menyakitkan. Ia ingin menyelamatkan dirinya dari rasa sakit yang lebih dalam. Di sekolah, Lisa memanggil Arif dengan wajah murung dan serius untuk membicarakan semua ini. "Arif, ternyata kamu playboy. Hanya ingin mempermainkan perasaan perempuan. Kamu pikir dengan cara ini kamu akan bahagia? Tidak akan, Arif. Ingat kata-kataku: "Kamu tidak akan pernah bahagia, jika kamu terus-menerus seperti ini. Seharusnya kemarin kita akhiri saja, karena percuma aku kasih kamu kesempatan tetapi kamu tidak berubah sama sekali".
Arif menjawab dengan sangat santai seakan setuju untuk akhiri hubungan. "Aku minta maaf". Tetapi, jika mau kamu kita akhiri, ya aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Hati sakit saat mendengar jawaban dari Arif. "Enak sekali ya jadi kamu..... Jangan pernah kembali lagi". Lalu Lisa meninggalkan Arif.
Arif juga tidak mempedulikan lagi kepergian Lisa, ia seperti sudah sangat bosan dengan Lisa sehingga saat hubungan berakhir seperti ini, ia tidak merasa kehilangan.
Hubungan mereka berakhir begitu saja. Lisa merasa kehilangan, tetapi semua telah terjadi dan kini hanya tinggal kenangan. Meskipun saling mencintai tapi terkadang perpisahan adalah jalan terbaik, agar tidak saling menyakiti. Meninggalkan seseorang yang kita cintai adalah tindakan yang sangat rumit. Namun, waktu akan membantu menyembuhkan luka dan cinta sejati akan selalu memiliki tempat di hati, meskipun dalam bentuk yang berbeda.
Arif dan Lisa melanjutkan aktivitasnya setiap hari di sekolah seperti biasa. Mereka berdua seolah tidak pernah mengenal, tetapi perasaan mereka tidak mudah hilang dengan waktu yang singkat.