PELAMPIASAN
Di sebuah desa bernama Desa Soka, hiduplah sebuah keluarga, keluarga bapak Agus, istrinya bernama ibu Siti dan anaknya bernama Maria. Mereka dikenal dengan keluarga yang bahagia dan rukun, namun nyatanya terbalik. Inilah kisah keluarga pak Agus.
Pagi hari yang sangat cerah dengan terik matahari yang hangat dalam kelembutan embun pagi yang sejuk, pak Agus duduk manis di depan teras dan berteriak kepada istrinya meminta untuk dibuatkan kopi.
"Istriku tersayang, tolong buatkan kopi untuk suamimu ini dulu," suara lembut pak Agus memanggil istrinya.
"Kamu bikin sendiri saja, aku lagi sibuk beres-beres, mau berangkat ke kantor," jawab istrinya.
"Kamu ini cuma disuruh buatin kopi koq tidak mau, dasar istri yang tidak berguna," dengan kasar pak Agus membalas istrinya.
"Apa kamu bilang, aku tidak berguna? Asal kamu tahu ya pak, aku yang selama ini banting tulang untuk mencari uang untuk keluarga kita, kamu di mana Pak? Kamu itu yang sebenarnya tidak ada guna sebagai suami," jawab istrinya.
"Kamu suruh saja anakmu itu yang tahunya hanya bermain game," lanjut ibu Siti.
"Maria, Maria, bikinin bapak kopi dong," panggil pak Agus.
"Bikin sendiri saja, aku mau main game," jawab Maria.
"Ibu dan anak, sama saja tidak ada guna," cetus pak Agus.
Akhirnya dengan kesal, pak Agus masuk ke dapur untuk membuat sendiri kopi. Selesai minum kopi, karena dalam keadaan kesal, pak Agus pergi mencari udara segar di luar. Tanpa sengaja, pak Agus berpapasan dengan mantan pacarnya di waktu SMA.
"Eh.... Mery kamu mau ke mana? Kok bisa pas banget yahh," tanya pak Agus.
"Eh... Agus kan, aduh sudah lama banget yah kita tidak bertemu semenjak kita putus. Aku lagi jalan-jalan cari angin saja, bosan di rumah terus," jawab Mery, mantan pacarnya pak Agus.
"Wah, berarti kita sama dong, aku juga lagi cari angin segar, soalnya lagi pusing di rumah," Agus membalas.
Pak Agus bersama ibu Mery berjalan dan bercanda tawa bersama. Tak lama kemudian, tanpa sengaja ada tetangga pak Agus lewat dan melihat beliau bersama ibu Mery sedang berjalan bersama.
"Loh, itu bukannya pak Agus kan? Suaminya ibu Siti kan, itu?" hujat tetangganya yang julid.
"Eh, Iya lohh, wah, tidak benar ini, harus laporin sama ibu Siti," sahut tetangga yang satunya lagi.
Para tetangga julid itu pun pergi rumahnya ibu Siti dan melaporkan apa telah terjadi kepada ibu Siti. Ibu Siti pun dengan sedih dan marah lalu menyampiri pak Agus bersama selingkuhannya.
" Oh, jadi gini yah, kelakuan kamu di belakang aku," tanya ibu Siti dengan marah.
"Bukan begitu Maria, aku bisa jelaskan semuanya ke kamu," jawab pak Agus.
"Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, semuanya sudah jelas, pokoknya aku mau kita pisah," dengan lantang ibu Siti mau berpisah dengan suaminya.
Pertengkaran mereka pun berlanjut di rumah dan melampiaskan kepada anaknya dan tidak sengaja memukul Maria anak mereka dengan sedih Maria lari dari rumahnya. Dia pergi ke temannya bernama Seuk.
"Maria kamu kenapa?" tanya Seuk.
"Aku tidak apa-apa kok," jawab Maria.
"Sudah, kamu jujur saja ke aku. Aku tahu kok, pasti kamu lagi ada masalah kan?" ujar Seuk.
Maria pun menceritakan kepada Seuk tentang apa yang terjadi di rumahnya sehingga membuatnya lari dari rumah.
"Kasian sekali kamu Maria, ya sudah, aku beritahu ke orang tuaku saja. Kan orang tuaku Pak RT dan Ibu RT di sini," sahut Seuk. "Baiklah," kata Maria.
Kemudian Seuk bersama Maria menceritakan kepada pak RT dan ibu RT, orang tuanya Seuk, tentang orang tuanya Maria. Pak RT dan ibu RT pun menanggapi dan mau membantu Maria.
Keesokan harinya, Pak RT, Ibu RT, Seuk dan Maria ke rumahnya Pak Agus untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi itu.
"Selamat pagi Pak Agus, begini kedatangan kami ke sini dengan maksud mengantar anak bapak dan membantu menyelesaikan persoalan yang sedang terjadi," ujar Pak RT.
"Iya, selamat pagi, baik pak silahkan masuk, duduk di dalam, mari kita bicarakan," sahut pak Agus.
"Begini pak, anak bapak sudah menceritakan apa yang terjadi antara pak Agus bersama ibu Siti. Bagaimana kalau bapak bersama ibu bicara dengan kepala dingin, soalnya kasian anaknya jadi pelampiasan," nasihat pak Agus.
"Sebenarnya begini pak, istri saya salah paham. Kemarin, secara tidak sengaja, saya bertemu dengan teman lama dan itu secara kebetulan saja. Hanya saja, istri saya menanggapinya tanpa berpikir terlebih dahulu. Jadinya istri saya mengira saya selingkuh padahal sebenarnya tidak seperti itu. Saya juga menyesal karena sudah kasar sama istri sehingga pelampiasannya justru ke anak kami. Saya, atas nama keluarga, meminta maaf atas ketidaknyamanan ini," jelas pak Agus.
"Yah sudah, karena kita sudah membicarakannya dengan baik, Maria kamu tenang saja yah, orang tuamu sudah tidak marah-marah lagi. Ibu Siti, lain kali kalau mau bertindak, harus mencari tahu terlebih dahulu dan berpikir secara logis lagi ya," saran pak RT.
"Iya pak, saya minta maaf atas kekeliruan ini sehingga anak saya jadi pelampiasan amarah saya," jawab ibu Siti.
"Yah sudah, kami kembali dulu yah selamat pagi," pamit Pak RT.
Setelah menyelesaikan permasalahan tersebut, pak RT dan ibu pulang. Keluarga Pak Agus kembali rukun dan bahagia.
By : Maria Olivia Soares