• Hari ini: December 23, 2024

Yang Terindah

23 December, 2024
121

Pagi yang cerah, dengan pantulan cahaya matahari yang menembusi cela-cela daun pohon putih, yang berada di belakang bangunan tua berwarna merah maron itu, serta suara dan teriak yang berasal dari setiap dapur asrama setelah misa pagi. Ada yang menyibukkan diri dengan memasak, ada yang mandi, ada yang mencuci pakaian serta ada yang dengan santainya duduk sambil cerita di bawah pohon di depan asrama.

Dengan tenang, aku melangkahkan kaki keluar dari bangunan tua itu dengan mengenakan kemeja berwarna kuning, rok hitam dengan potongan di bawah lutut, tas ransel berwarna putih, dilengkapi dengan sepatu balet hitam yang aku kenakan di pagi itu. Aku berjalan melewati lorong-lorong ruang kelas dengan santai, sambil menikmati udara segar di pagi itu. Langkahku terhenti ketika melihat sebuah salib bergantung serta arca Bunda Maria yang membuka tangannya memandangku, seakan-akan menyapaku di pagi itu.

Aku menandakan tanda salib sebagai orang Katolik yang percaya kepada Tuhan. Kebiasaan yang selalu aku lakukan sebelum memulai aktivitas adalah literasi pagi, yakni membaca 5 atau 10  menit. Ketika membuka Handphone, tanpa sengaja aku melihat sebuah story. Aku pun penasaran ingin tahu siapakah orang yang di dalam story itu.

"Selamat ulang tahun, Dedox," itulah capsen yang ada dalam story itu. Aku mengenal orang itu. Iyahh, dialah orang pertama yang aku ucapkan selamat ulang tahun. Aku diam sejenak sekedar mengingat tanggal hari itu, yang melintas dipikiranku akan empat tahun yang lalu. Dan benar ini hari ulang tahunnya yang ke 19.

Beredar informasi, muncul satu per satu postingan dan membagikan foto sebagai ungkapan selamat ulang tahun. "Selamat ulang tahun om Dede, Tuhan memberkati selalu." Ucapan selamat dari seorang sepupunya, ibu Vony namanya. Hal senada juga diungkapkan oleh teman dekatku, Stella "Hbd, ow Dedox". Ini adalah beberapa ungkapan selamat ulang tahun yang dibagikan lewat story dan juga postingan yang beredar. " Selamat ulang tahun, panjang umur sehat selalu, tetap rendah hati dan semangat dalam kuliahnya, Tuhan memberkati. " Itulah bentuk selamat ulang tahun yang aku kirimkan lewat WhatsAppnya. " Terima kasih banyak, Tuhan memberkati juga." Itulah balasan dari orang yang berulang tahun hari ini.

Dalam situasi seperti ini, aku mengingat kembali kisah empat tahun yang lalu. Di mana waktu itu aku diperlakukan seperti ratu pada hari bahagianya. Aku dengan tatapan kosong mulai mengingat kejadian demi kejadian serta dinamika demi dinamika yang telah berlalu. Namun, di sisi lain aku sadar bahwa kejadian waktu itu tidak mungkin sama dengan hari ini. Tuhan sudah merencanakan semuanya, seandainya waktu itu tidak terjadi seperti ini, apakah jadinya aku saat ini?

Perlahan-lahan aku mengatur nafas secara teratur, dan aku pun mulai rasa lega. Satu per satu orang-orang lalu lalang di depanku, aku menyapa mereka dengan senyuman dan mulai melakukan aktivitasku di hari itu. 


(By: Desiderima Marsela Ceunfin)

Tag