Ini kisahku. Kisah cinta yang menurutku paling berkesan. Banyak yang bilang masa remaja adalah masa yang penuh dengan kisah dan kenangan indah yang tidak terlupakan. Salah satunya yaitu kisah cinta di masa remaja.
Namaku Fanya. Aku adalah murid pindahan di sekolahku. Aku sekarang duduk di bangku kelas XI. Di sekolah, aku punya dua orang sahabat, namanya Jesi dan Dita. Aku dan Jesi sekelas (XI MIPA 1), sementara Dita adalah anak kelas IPS. Kedua temanku ini sudah mempunyai kekasih, sementara aku punya seorang yang sudah kutaksir sejak aku pindah ke sekolahku. Namanya adalah Rayn. Cowok hits yang disukai banyak wanita cantik di sekolahku. Dia adalah pria tampan yang sangat tampan. Rayn adalah murid kelas XII MIPA 2. Kelas mereka adalah kumpulan anak-anak pintar dan populer di sekolahku.
Pagi itu, suara alarm membangunkanku. Sang mentari mulai menyapa, sang surya telah memantulkan kehangatannya. Kilauan cahayanya menyilaukan mataku, membuat aku terbangun dari mimpi indahku, lalu bergegas mandi dan berangkat bersama ayah ke sekolah. Di tengah perjalanan, kulihat embun menetesi dedaunan dan membasahi sejumlah tanaman. Huh... betapa sejuknya udara pagi ini. Aku dan ayah bercerita sambil mendengarkan musik di mobil, untuk menghilangkan rasa jenuh. Aku turun di sekolah, kemudian ayah meneruskan perjalanannya ke kantor. Aku pun langsung ke kelas, menyapa teman-teman dan mengikuti pelajaran.
Bel pulang berbunyi. Aku dan teman-teman langsung bergegas untuk pulang ke rumah. Aku harus menunggu kendaraan untuk pulang, karena ayah sedang ada urusan. Dita dan Jesi sudah pulang karena mereka juga punya urusan penting. Rumah kami pun tak searah. Sudah sekitar satu jam aku menunggu, namun tak ada satupun kendaraan yang lewat. Aku berpikir untuk jalan kaki saja namun, jarak antara sekolah dan rumahku cukup jauh, sekitar 3 KM lebih, jadi kuputuskan untuk menunggu kendaraan saja.
Di saat aku sedang termenung sendiri, tiba-tiba ada seorang siswa yang keluar dari gerbang sekolah, dan berhenti sejenak, sambil melirikku. Aku hanya bisa melihat matanya, karena dia memakai helm. Namun aku tetap mengenalinya. Ya! Pria itu adalah Rayn. Aku begitu gugup berada di depannya saat ini. Dia menanyakan alamat rumahku, dan ternyata kami searah sehingga aku pulang bersamanya.
Di tengah perjalanan, tidak ada satupun di antara kami yang berniat untuk membuka topik pembicaraan, sehingga situasinya menjadi sangat canggung. Sesampainya di rumah, dia menurunkanku, dan aku tak lupa berterimakasih. Kulihat dari matanya, sepertinya ia tersenyum padaku. Awh...bahagianya aku. Akupun bergegas masuk ke rumah, dan beristirahat.
Keesokan harinya, aku dan ayah berangkat ke sekolah lebih awal dari biasanya. Setibanya di sekolah, aku melihat Rayn bersama teman-temannya, sedang asik bercerita. Tentunya aku tidak menyia-nyiakannya begitu saja. Kugunakan kesempatan itu, untuk memandangi ciptaan Tuhan yang begitu istimewa yang diturunkan kepada seorang Rayn.
Seketika
itu, aku dikejutkan oleh Jesi dan Dita yang sudah memperhatikanku sejak tadi.
Mereka langsung menggangguku. Suara mereka kemudian memancing perhatian Rayn,
yang langsung melirik kearah kami! dan itu membuatku menjadi salah tingkah,
karena Rayn tersenyum kearahku. Huh... bahagianya pagi ini.
Ketika waktu istirahat, Dita menghampiri aku dan Jesi, untuk makan di kantin. Kami memilih meja yang jauh dari keramaian, agar kami dapat bercerita dengan nyaman. Tak lupa, mereka memamerkan kekasih mereka masing-masing. Ketika sedang asik makan dan bercerita, bel pun berbunyi. Kami langsung bergegas dan masuk ke kelas. Sesampainya di kelas, temanku yang bernama Alfan memberiku cokelat dan bilang bahwa tadi pas istirahat ada yang datang mencariku. Aku bertanya, namun Alfan tidak memberitahuku siapa orang itu. Di saat pelajaran berlangsung, aku terus memikirkan kira-kira siapa yang memberiku cokelat? Sungguh, aku sangat-sangat penasaran.
Bel
pulang pun berbunyi. Ayah sudah menungguku, jadi aku langsung pulang ke rumah,
dan beristirahat di kamar kesayanganku, sambil mendengar musik.
Tiba-tiba ada pesan yang masuk ke Whatsappku “hai cantik, save nomorku yah (Rayn). Jangan lupa dimakan cokelatnya”. Aku sangat terkejut dan bingung. Bagaimana bisa? Dia kan tidak mengenaliku? Yahh tapi aku cukup senang. Aku menghabiskan banyak waktu untuk tidur karena merasa sangat lelah seharian di sekolah.
Malam itu, di waktu aku dan keluargaku sedang makan, Rayn mengirim pesan bahwa dia akan menjemputku besok pagi. Dan inilah awal di mana aku dan Rayn menjadi sangat dekat. Pagi itu dia menjemputku, dan siangnya dia mengantarkanku pulang. Aku dan Rayn semakin dekat, dan lebih sering bersama. Tentu saja banyak sekali yang merasa iri denganku tapi aku tidak mempedulikan mereka.
Hari demi hari telah kami lalui bersama, tanpa ada hubungan yang jelas. Entahlah, banyak yang mengira kami berpacaran namun aku dan Rayn tidak menanggapinya sama sekali. Aku terus menunggu, entah kapan Rayn akan mengungkapkan perasaannya. Aku tahu bahwa Rayn menyayangiku, begitu juga sebaliknya denganku. Seperti biasa, di saat istirahat, pasti Rayn selalu mengajakku ke kantin. Aku semakin menaruh harapan besar padanya.
Kedekatan kami sudah terjalin
sekitar dua bulan. Sebenarnya aku capek. Dini dan Jesi menyarankanku untuk
menjauhi Rayn, namun itu berat bagiku. Sempat terbersit dibenakku, “mungkin
Rayn hanya menggantungkan perasaanku saja”. Ah... ada-ada saja aku ini, tak
mungkin Rayn seburuk itu.
Kedekatan
kami semakin tersohor dan diketahui seluruh isi sekolah. Namun tetap saja, tak
ada hal istimewa dalam hubungan itu “hanya teman saja” kalimat yang diutarakan
Rayn ketika ada yang menanyakan kejelasan hubungan kami.
Lantas,
apakah aku yang harus jujur tentang perasaanku ini padanya??
Ataukah
Rayn menunggu waktu yang tepat??
Huh!
Entahlah.
Aku
akan tetap sabar menunggu.
Lima bulan berlalu begitu saja. Perasaanku makin besar padanya. Kini tiba waktu yang dinantikan, yaitu pengumuman hasil UAS kelas XII, dan akhirnya mereka dinyatakan lulus.
Rayn menghampiriku, dan langsung memelukku. Jantungku berdetak tak karuan atas perlakuan Rayn barusan. Rayn berencana untuk kuliah di luar kota, dan berpesan agar aku menunggunya.
Aku
berpikir untuk mengungkapkan isi hatiku pada Rayn. Aku sudah lelah dengan
keadaan ini. Capek rasanya jika hanya
mencintai dalam diam! Tapi aku malu.. aduh, kenapa ribet sekali sih? Aku pernah
bertanya padanya tentang wanita yang dia kagumi, namun jawabannya hanya satu
“waktunya belum tepat” tentu aku merasa PD dan berpikir bahwa itu adalah aku.
Dua minggu kemudian Rayn berangkat
keluar kota. Awalnya, ia selalu memberiku kabar, namun akhir-akhir dia semakin
jarang membalas pesanku. Hah sudahlah, pasti dia sibuk, karena dia pernah
bilang kalo dia kuliah sambil kerja. Sudah sekitar seminggu, tidak ada kabar
dari Rayn. Aku memberanikan diri untuk menelponnya, tetapi tidak diangkat.
Aku
kaget ketika membuka akun Igku, dan melihat postingan terbaru Rayn. Ada seorang
wanita cantik, bahkan sangat cantik. Tidak lupa ia menuliskan caption “beloved”. Aku kenal dengan semua keluarganya, tapi tidak dengan yang satu ini,
kelihatannya mereka seumuran. Sudah pasti ini kekasihnya. Ah.... sakit sekali rasanya.
Di saat itu aku mengerti, bahwa penantianku selama ini sia-sia. Perasaanku memang hanya digantungkan begitu saja. Aku sadar, ternyata yang hadir itu belum tentu takdir. Kami ditakdirkan untuk bertemu, namun tidak untuk bersatu.
Oleh: Delyma Bais