PAK LEO YANG BAIK HATI
Di sebuah desa hiduplah sepasang suami istri, yang dikaruniakan empat anak perempuan. Hidup mereka yang penuh dengan kesederhanaan. Sang ayah bernama Pak Leo, seorang tukang bangunan yang sangat rajin dan suka membantu masyarakat sekitar. Sang ibu adalah seorang ibu rumah tangga. Pak Leo, orangnya baik hati dan suka membantu masyarakat, hal ini membuat tetangganya iri terhadap keluarganya.
Pada suatu pagi yang cerah, Pak Leo bersama keluarganya sedang menikmati kopi hangat, tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu. Tok..tok..tok, "selamat pagi Pak Leo." Anak pertama Pak Leo mendengar bunyi ketukan pintu dan segera membuka pintu tersebut. "Selamat pagi ibu," sahut kakak sulung. "Tumben ibu, datang pagi-pagi begini?" Ibu menjawab, "saya ada perlu dengan Pak Leo.
Langsung sang kakak menyuruh ibu masuk ke dalam rumah untuk bertemu dengan Pak Leo. "Maaf Pak Leo, saya mengganggu pagi-pagi. Saya mau minta bantuan, apakah bapak bisa membantu saya?"
"Bantu apa, ibu?" jawab pak Leo.
"Begini Pak, atap rumah kami bocor dan anak- anak saya tidak ada di rumah. Saya minta Pak Leo untuk memperbaiki atap rumah," kata si ibu.
"Baik ibu, sehabis sarapan pagi, saya akan berangkat ke situ," kata Pak Leo.
Setelah sarapan, Pak Leo pun berangkat ke rumah ibu itu. Setibanya di sana Pak Leo langung mengecek atap rumah yang bocor, namun tidak menemukan atau yang bocor. Pak Leo berkata dalam hati, "kok tidak ada yang bocor yah?" Pak Leo pun heran-heran.
Sebenarnya ibu itu mempunyai rencana jahat. Ia hanya ingin menipu Pak Leo karena dia iri pada keluarga Pak Leo. Dengan itu dia bisa menjebak Pak Leo.
"Bagaimana Pak Leo, apakah sudah cek atap yang bocor itu?" tanya sang ibu.
"Maaf ibu, sepertinya tidak ada yang bocor, jadi saya langsung pulang saja karena masih ada urusan di rumah," jawab Pak Leo.
Tetapi si ibu berkata, "Jangan buru-buru Pak, duduk dan minum dulu. Saya sudah sediakan kopi dan kue di atas meja."
"Aduhhhh, jangan repot-repot, terima kasih ibu," kata Pak Leo.
Selesai minum Pak Leo kembali ke rumahnya.
Menjelang malam, Pak Leo muntah-muntah. Kakak sulung yang melihat kejadian itu mendekati ayahnya dan bertanya, "Ayah kenapa?"
Pak Leo tidak bisa berkata seperti biasa. Ia diam membisu.
"Ayah kenapa tiba-tiba sakit seperti ini, padahal tadi pagi ayah baik-baik saja," tanya si sulung kepada ibunya.
Si ibu merasa bahwa suaminya hanya masuk angin biasa, jadi tidak terlalu peduli dengan suaminya. Keesokan harinya saat ibu bangun tidur, ia sangat kaget ketika melihat suaminya terbaring kaku di atas lantai.
Anak-anak Pak Leo bersama ibunya menangis histeris melihat sang ayah sudah pergi untuk selamanya. Kini hanya tinggal ibu yang harus berjuang untuk menghidupi anak-anaknya.
Oleh: Maria Venilia Klau