SAHABAT SEJATI TAK PERPISAHKAN
(Rini Messah)
Mentari pagi menyinari wajah Rara, membangunkannya dari mimpi. Hari ini adalah hari pertama kuliah di jurusan Desain Grafis, sebuah mimpi yang sudah lama dia impikan. Rara merasa sedikit gugup dan takut berhadapan dengan lingkungan baru dan orang-orang baru. Namun, dia juga merasa bersemangat untuk menjalani petualangan baru ini.
Di ruang kuliah, Rara menemukan sebuah meja kosong di dekat jendela. Dia duduk di dekat meja itu dan mengeluarkan buku dan alat tulisnya. Seorang gadis bernama Dinda mendekati Rara dengan senyum hangat.
“Hai, namaku Dinda. Kamu baru di sini, ya?” sapa Dinda.
“Iya, aku Rara. Senang bertemu denganmu,” jawab Rara.
Dinda mengajak Rara berkenalan dengan teman-temannya yang lain. Ada Reza, seorang laki-laki yang pendiam tapi berbakat dalam menggambar. Ada Ayu, gadis yang ceria dan suka bercanda. Dan ada Dimas, laki-laki yang ramah dan selalu siap membantu teman-temannya.
Kelima mahasiswa ini segera menjadi sahabat yang tak terpisahkan. Mereka saling mendukung dan menyayangi satu sama lain. Mereka bersama-sama menjalani perkuliahan, mengerjakan tugas, dan menikmati masa muda mereka.
Suatu hari, Rara mendapat kesempatan untuk mengikuti lomba desain tingkat nasional. Rara sangat bersemangat untuk mengikuti lomba tersebut. Dia bertekad untuk menunjukkan bakatnya dan membanggakan sahabat-sahabatnya.
Namun, Rara merasa kecewa karena desainnya tidak lolos seleksi. Rara merasa putus asa dan ingin menyerah. Melihat Rara yang terpuruk, Dinda dan teman-temannya segera menenangkan dan mendukung Rara.
“Ra, jangan putus asa. Kamu pasti bisa. Kita akan membantu kamu,” ucap Dinda.
“Iya, Ra. Kamu punya bakat yang besar. Jangan biarkan kegagalan ini menghancurkan mimpi kamu,” tambah Reza.
Rara terharu mendengar kata-kata sahabat-sahabatnya. Dia merasa beruntung memiliki sahabat yang setia dan menyayanginya. Rara pun bangkit kembali dengan semangat baru. Dia terus berlatih dan mengembangkan bakatnya.
Beberapa bulan kemudian, Rara mendapat kesempatan lagi untuk mengikuti lomba desain. Kali ini, Rara bertekad untuk berhasil. Dia bekerja keras dan mencurahkan segenap jiwanya dalam menciptakan desain yang unik dan menarik. Rara juga mendapat dukungan dan bantuan dari sahabat-sahabatnya.
Akhirnya, hari penjurian tiba. Rara menyerahkan karyanya dengan penuh harapan. Beberapa minggu kemudian, Rara mendapat kabar bahagia. Dia menang dalam lomba desain tersebut! Rara sangat senang dan terharu. Dia berhasil mencapai mimpi yang telah lama dia impikan.
************
Cerpen ini saya persembahkan kepada sabahat saya yang selalu memberi motivasi untuk saya, membantu saya bila kesusahan, dan selalu ada bila saya perlukan. Saya berharap agar persahabatan ini selalu abadi, tanpa ada salah paham seperti cerpen yang saya tulis. Pesan saya, jangan tinggalkan seorang sahabat demi seseorang yang belum tentu ada bila kita perlukan. Semoga bermanfaat.