• Hari ini: December 22, 2024

SAHABAT MASA KECIL

22 December, 2024
62

SAHABAT MASA KECIL

(Marsela Ceunfin)


    Langkah kakiku terhenti pada sebuah kotak keramik berwarna putih tepatnya pada telapak kaki kananku. Aku berdiri mematung tanpa menghiraukan kesibukan yang ada di sekelilingku. Lorong kecil itu menjadi saksi bisu dalam kisahku di siang itu.

    Aku terus menggeser pelan-pelan layar HPku dan sambil mengingat tanggal hari itu. Aku terus berpikir dan berpikir sambil bertanya dalam hati, apakah benar hari adalah tanggal 27? Arah mataku tertuju pada sebuah kalender yang bergantung pada dinding batu merah itu. Aku lalu membukanya, dan benar hari itu adalah tanggal 27 Februari.

    Aku diam sejenak lalu menatap sebuah foto kecil yang ada dalam story WhatsAppku. Seorang lelaki tampan berumur 20 tahun, yang memakai kaos hitam, celana jeans, sendal bertalikan warna kuning, dengan rambutnya yang berombak-ombak,  kulitnya yang putih bersih, badannya yang kurus dan juga memiliki senyum yang sangat manis, jika dipandang oleh sesama lawan jenis, berdiri sambil bersadar pada sebuah Avanza berwarna putih.

    Orang itu tidak asing bagiku. Dia adalah sahabat masa kecilku. Aku mulai menyadari bahwa hari ini adalah ulang hari  tahunnya. Tiga tahun yang lalu kami sama-sama merayakannya ketika belum berpisah. Aku mulai melihat setiap story di dalam berandaku. "Kami keluarga besar OMK Paroki St. Bernardus Naekake mengucapkan selamat ulang tahun kepada saudara Rio Lake," ungkap Ketua OMK Paroki Naekake dalam postingannya.

    Hal yang sama dibagikan oleh seorang temannya dalam postingan FB. "Selamat ulang tahun, Valerio Silvester Lake". Aku diam terpaku menatap keluar dan mulai mengingat-ingat sesuatu. Tidak lama kemudian aku juga ikut membagikan fotonya dalam story WhatsAppku, dan mengirimkan sebuah ungkapan doa lewat privat.

    Aku berusaha mengingat kembali enambelas tahun yang lalu, kami selalu bersama dalam segala hal, baik suka maupun dalam duka. Indah sekali masa itu, di mana kadangkala makan dalam satu piring bermain petak umpet sama-sama, segala hal usil selalu dilakukan, tidak mau mengalah ketika memperdebatkan sesuatu yang sebenarnya tidak ada ujung masalahnya.

    Dan dialah yang mengajarkanku bagaimana seorang perempuan dengan ingus yang meleleh dan kaki yang penuh dengan lumpur menarik sebuah bus mainan kecil, dan bertukaran dia sebagai laki-laki yang memasak tanah dengan tempurung kelapa sebagai ganti periuk. Hal yang sama ketika keluar sekolah yang terjadi adalah masih keluyuran di dalam hutan, berkejaran dengan babi-babi hutan sambil mencari buah kersen.

    Dan masih banyak kisah yang terus mengikuti pada masa remaja kami, di mana salah satu jatuh cinta yang pertama, maka yang lain tidak mau mengalah dan yang terjadi adalah kena tangkap sama-sama, dan dihajar habis-habisan oleh guru BK, karena dianggap belum pantas untuk memiliki seorang pacar atau kekasih, karena pada umur itu dinamakan sebagai cinta monyet. Sungguh sangat indah masa kecil kami.

    Namanya Valerio Silvester Lake, yang mana di masa kecil sering disapa dengan nama kampung 'Ase'. Di mana ada dia di situ ada aku. Namun pada bulan Juni 2019 kisah yang sangat menyedihkan adalah laki-laki bertubuh kurus itu memilih melanjutkan pendidikannya di kota, sedangkan aku sendiri tetap di kampung. Seiring berjalannya waktu aku hampir melupakannya.

    Namun pada hari ini aku kembali  mengingatnya  dan juga kisah-kisahnya. Terima kasih atas kisah singkat enambelas tahun yang lalu, kudoakan agar engkau selalu bahagia dalam segala hal. Tetap semangat, Tuhan menyertaimu. Selamat ulang tahun Valerio.