• Hari ini: December 22, 2024

KERAJAAN ALLAH HADIR DALAM DIRI ORANG BERIMAN YANG MENYENANGKAN HATI TUHAN DALAM DIRI SESAMANYA.

22 December, 2024
63

KERAJAAN ALLAH HADIR DALAM DIRI ORANG BERIMAN YANG MENYENANGKAN HATI TUHAN DALAM DIRI SESAMANYA

(RP. Frans Funan, SVD)


"Tidak dapat dikatakan, 'Lihat ia ada di sini,' atau 'ia ada di sana.' Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu." (Luk 17:21).

    Yesus tegaskan bahwa Kerajaan Allah sudah datang di tengah-tengah kita. Namun kita tidak melihatnya karena sibuk dengan hal-hal lain. Apakah penyebab Kerajaan Allah tersembunyi dari pandangan mata kita? Tindakan atau tata perilaku hidup amat menentukan apakah Kerajaan Allah itu tampak dalam hidup kita atau tidak.

    Ketika Yesus dalam misi-Nya Ia berjalan keliling sambil berbuat baik. Orang buta melihat, orang tuli mendengar, orang lumpuh berjalan, orang yang kerasukan roh jahat dibebaskan, orang kusta menjadi tahir, bahkan orang mati dibangkitkan. Tindakan belas kasih Yesus kepada orang miskin, orang sakit dan difabel menampakkan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat dan ada di tengah-tengah kita. Apa yang dilakukan Yesus semata-mata melaksanakan kehendak Allah Bapa-Nya yang mengutus-Nya. Ia menyenangkan hati Aĺlah.

    Apakah kita sebagai pengikut Yesus mau bertindak pula untuk menyenangkan hati Tuhan dalam diri sesama yang kita jumpai dan layani? Hal  menyenangkan Tuhan dalam tindakan kita memang tidak mudah sebab kita sibuk dengan banyak perkara. Target tindakan atau pelayanan kita mungkin hanya untuk menyenangkan diri sendiri. Fokus masih ada pada ego kita. Sesama dibutuhkan dan dilayani namun tersirat pemenuhan kepentingan diri. Dengan demikian bahagia dan damai sejati dalam diri pun tersingkir. Inilah perkara-perkara kita yang menjadi alasan mengapa Kerajaan Allah tersembunyi bagi kita.

    Mari kita perhatikan anjuran Paulus kepada Filemon untuk menerima Onesimus walau pernah merugikan mereka. Filemon membuang ego sakit hatinya dan memberi pengampunan tulus kepada saudaranya yang terkasih. Kita sering menyimpan dendam ketika saudara kita berbuat salah. Kita lepas cara hidup yang tidak menyenangkan Tuhan dengan membarui diri melalui cara hidup berikut ini: @ Hidup dalam persaudaraan sejati, saling menerima sebagai saudara terkasih dalam keseharian hidup kita. Bersedia saling memaafkan. @ Saling berbagi dengan tulus terutama ketika sesama dalam kesusahan besar dan penderitaan tak tertanggungkan. @ Bangun niat dan tekat melakukan hal yang baik untuk menyenangkan hati Tuhan dalam diri sesama teristimewa membela hak sesama yang terabaikan, beramal secara spontan, saling menerima apa adanya, saling memaafkan dengan ikhlas. 

    Pemazmur berkata: "Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang-orang yang diperas dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung." (Mzm 146:7). Kita bersatu sebagai saudara dalam Kristus. Semangat persaudaraan sejati mesti hadir dalam diri setiap kita sebagai media yang merengkuh dan membarui  rasa bersaudara sejati kita dalam Kristus.

    Santo Paulus bilang: "Bersaudara baik secara manusiawi maupun dalam Tuhan." (Fil 7:16). Tindakan menyenangkan Tuhan memang sukar karena kebebasan hakiki kita, namun tidak mustahil bagi siapa pun yang berjuang melakukannya. Demi Kerajaan Allah, dan dalam kerelaan berbagi dengan sesama, mari kita padukan semangat kasih kita yang terbatas dengan kasih Tuhan yang tak terbatas. "Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala turunan. Tuhan setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya." (Mzm 145:13).

    Akhirnya Beato Carlo Akutis mengajak kita dengan apa yang ia lakukan: "Aku bahagia akan mati oleh karena aku telah mengalami hidupku tanpa membuang semenit pun darinya untuk melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan Tuhan."

Selamat beraltifitas hari ini. Tuhan berkatimu semua. (Arso Kota, Kamis, 141124).

Tag