• Hari ini: December 22, 2024

KEBERPIHAKAN PADA TUHAN SEPENUHNYA ITULAH CARA HIDUP PARA KUDUS

22 December, 2024
58

KEBERPIHAKAN PADA TUHAN SEPENUHNYA ITULAH CARA HIDUP PARA KUDUS

(RP. Frans Funan, SVD)


"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga." (Mat 5:3).

    Setiap orang beriman merindukan Surga sebagai tempat diamnya yang abadi. Kerinduan yang mendalam akan tempat penuh sukacita selamannya itu, diperjuangkan dalam upaya keras melalui cara hidup yang berimbang (proporsional) antara lini hidup jasmani dan rohani. Mendambakan Surga semasa hidup di dunia fana menandakan bahwa hidup sesungguhnya tidak selesai di sini. Karena itu orang beriman punya keyakinan yang kuat akan hidup abadi, kebangkitan kekal dan persekutuan para kudus. Hal ini amat terang-jelas dalam credo yang kita doakan dengan penuh iman.

    Sabda bahagia dalam Injil Matius 5:1-12a memaparkan  seluruh kerinduan dan pengharapan kita untuk mau belajar dari Kristus. Seturut teladan kudus-Nya kita datang ke hadapan Tuhan sebagai orang-orang miskin dengan segala ketakberdayaan, kelemahan dan kerapuhan kita. Inilah cara hidup yang ditampilkan oleh para murid Tuhan dan semua orang kudus di Surga. Mereka berpihak penuh dan belajar dari  cara hidup Yesus yang sesungguhnya.

    Cara hidup Yesus dilukiskan dengan begitu indah oleh Santo Paulus kepada umat Filipi 2:5-11: #hendaklah dalam hidupmu bersama sepikir-serasa dengan Kristus Yesus. #Yesus serupa dengan Allah tapi tidak pertahankan kesetaraan itu sebagai milik-Nya. #Ia kosongkan diri sebagai hamba dan menjadi sama dengan manusia. #Ia merendahkan diri dan taat sampai mati bahkan sampai mati di salib.

    Model hidup Yesus ini mendatangkan ganjaran besar dari Allah seperti ini: Allah meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama-supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di bumi, dan segala lidah mengakui "Yesus Kristus adalah Tuhan" bagi kemuliaan Allah Bapa! 

    Para murid Tuhan dan para orang kudus dalam spirit keberpihakan pada Tuhan sepenuhnya telah mewarisi teladan suci Tuhan dalam cara hidup mereka sendiri. Dan menekuni tuntutan ajaran Yesus tentang Sabda Bahagia. Dengan demikian para kudus menampilkan karakter hidup mereka: tekun, sabar, berani wartakan Injil Kabar Sukacita, berani berjuang jadi kudus-saling bimbing jadi kudus, berdoa tak henti karena doa aspek kunci mencapai kekudusan.

    Bagaimana dengan kita? Ada kemauan ada jalan. Tak ada yang mustahil bagi Allah jika kita berjuang hidup berpihak pada Tuhan dengan semua konsekuensinya. Gaya hidup manusia zaman now yang bermental instan-semua jadi gampang. Jika terasa sulit bisa nego, tawar-menawar dan sikap-sikap seperti cukup menantang untuk sepenuhnya berpihak pada Tuhan yang menuntut ketekunan, pengorbanan, penderitaan dan bahkan hidup itu jadi jaminannya.

    Ada tendesi bahwa orang-orang zaman now agak  alergi dengan yang namanya susah-susah, sulit-sulit. Padahal refleksi tentang keselamatan di sana ada pertarungan sengit dua kekuatan dasyat yakni: pertempuran antara Kerajaan Allah dan Kerajaan Setan. Meski demikian peluang keselamatan selalu tersedia. Melalui Sakaramen Baptis kita telah menjadi anak Allah dan karena itu kekudusan adalah panggilan setiap umat.

    Para Kudus menjadi modal bagi kita yang masih berziarah di dunia ini, di mana cara hidup mereka sebagai teladan, persekutuan dengan mereka sebagai saudara, doa mereka sebagai pertolongan yang memacu kita untuk berjuang peroleh mahkota abadi. Para kudus adalah tanda kasih Allah yang pasti bagi manusia.

    Mari pastikan usaha keselamatan sambil merenungkan apa yang dikatakan Pemazmur: "Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan, dan tidak bersumpah palsu." (Mzm 24:3-5).

Selamat Hari Raya Semua Orang Kudus. Selamat beraktivitas hari ini. Tuhan berkati perjuanganmu menjadi yang terbaik. (Arso Kota, Jumat, 011124).

Tag