KOLKITA-Weluli, Perayaan Ekaristi Akbar 25 tahun Imamat RD. Dr. Rm Theodorus Asa Siri yang juga kini menjadi Ketua STP St Petrus Keuskupan Atambua berlangsung di lapangan Kecamatan Lamaknen, bertepatan dengan Pesta St. Lukas, Pengarang Injil, dan dihadiri oleh umat Paroki St. Theodorus Weluli, mahasiswa/i serta tamu undangan pada hari Jumat (18/10/2024).
Perayaan dimulai dengan tarian likurai yang dibawakan oleh siswa-siswi SMP Negeri 1 Lamaknen. Perayaan ini dipimpin oleh Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr. Hadir pada kesempatan ini Pater Vinsen Wun, SVD selaku Vikjen Keuskupan Atambua dan sejumlah besar imam, bruder, suster dan umat.
Perayaan ini bertema, Bersyukur kepada Tuhan, sebab Ia baik. Dalam homilinya, RD Agus Berek mengatakan, "Di dalam Dia, aku hidup, bergerak dan ada merupakan motto tahbisan Rm Theo. Motto ini dipilih sebagai kompas imamat untuk seluruh arah dalam menjalankan tugas perutusannya. Titik tolak dipilihnya motto ini, karena motto ini telah dihayati dengan sungguh-sungguh oleh Yubilaris yang tetap setia dalam panggilannya hingga kini."
Lebih lanjut, Pastor Paroki Noemuti ini mengutip pemikiran Kardinal Fulton Sheen dengan mengatakan, "Imam yang baik adalah imam yang setia melayani umat, tercipta melalui tiga hal yakni sukacita, damai sejahtera dan kerukunan, untuk dijadikan bekal selama menjalankan tugas perutusannya."
Untuk diketahui, Yubilaris
ditahbis menjadi imam pada tanggal 7 Oktober 1999. Pada waktu
itu suasana masih sangat gawat karena sedang terjadi pengungsian dari Timor Leste ke Timor Barat. Selain itu, beliau juga menjadi imam
angkata perdana dari Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui Kupang.
Usai Perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Panitia, Felix Mau Leto dan juga dari pihak Pemerintah Kabupaten Belu, Dr. Aloysius Haleserens. Dr Aloysius, dalam sambutannya mengucapkan selamat berbahagia dan terima kasih kepada Yubilaris yang telah melaksanakan tugas pengembangan sumber daya manusia, karena dari tangannya, lahir banyak Sarjana Pendidikan Agama Katolik di keuskupan ini.
Sang Yubilaris dalam sambutannya mengatakan, "Hidup adalah sebuah cerita. Imamat adalah sebuah kesaksian. Imamat adalah sebuah kesaksian menjadi titik simpul selama 25 tahun."
Lebih lanjut, mantan Vikjen Keuskupan Atambua itu menceritakan sejarah perjalanan selama 25 tahun imamat. Beliau mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya dari awal tahbisan hingga saat ini. (FD)