KOLKITA-Kefamenanu, Sebanyak 76 mahasiswa STP St. Petrus Keuskupan Atambua berpartisipasi aktif dalam menjaga keamanan malam Takbiran dan Hari Raya Idul Fitri 1445 H/2024 M. Para mahasiswa dibagi ke dalam tiga kelompok sesuai dengan jumlah Masjid yang berada di seputaran Kota Kefamenanu. Partisipasi ini berlangsung selama dua hari yakni Selasa dan Rabu (09-10/04/2024).
Tiga Masjid di Kota Kefamenanu yang dijaga oleh para mahasiswa yakni Masjid Agung Nurul Falah dengan jumlah 23 orang, Masjid Jami' Al-Muhajirin dengan jumlah 26 orang, dan Masjid Al-Mujahidin Kefamenanu dengan jumlah 27 orang.
Sebelum pawai dimulai, terlebih dahulu dilakukan sholat dan buka puasa bersama pada pukul 18:00 WITA dan tepat pukul 20:50 WITA. Pawai malam Takbiran menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat, didukung oleh pihak keamanan dengan mobil patroli dari Kepolisian, TNI dan juga mahasiswa/i STP St. Petrus Keuskupan Atambua.
Rute perjalanan di mulai dari Masjid Al-Mujahidin Kefamenanu menuju Masjid Agung Nurul Falah, terus berputar menuju Tanam Kota, kemudian menuju arah Km 6 jurusan Kupang lalu kembali melalui rute perjalanan yang sama hingga berakhir di Masjid Al-Mujahidin Kefamenanu.
Sedangkan puncak Hari Raya Idul Fitri 1445 H ditandai dengan Sholat Id yang seharusnya terlaksana di Lapangan Oemanu terpaksa dibatalkan karena hujan deras yang mengguyur Kota Kefamenanu. Maka Sholat Id berlangsung di tiga Masjid tersebut.
Mohammad Sukran selaku Sekretaris Masjid Al-Mujahidin Al-Mujahidin Kefamenanu menuturkan, "Saya merasa senang sekali, karena selain selesai mengikuti malam takbiran, juga dengan adanya kehadiran dari pihak keamanan baik dari Kepolisian, TNI dan ada juga saudara-saudari dari STIPAS yang telah dengan rela membantu menjaga keamanan selama perjalanan keliling dan puncak Hari Raya Idul Fitri. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih untuk kalian semua, semoga kebersamaan ini tetap dirajut ke depannya agar lebih baik." Selanjutnya Imam Agung Mohammad Ali mengungkapkan perasaannya, "Kami merasa sangat bersyukur atas kehadiran mahasiswa STIPAS, karena dengan keterlibatan kalian semua akan lebih mengikat tali persaudaraan dalam perbedaan kita ini."
Sementara itu, Suster Margaretha Anoit, salah satu mahasiswi STIPAS yang terlibat dalam kegiatan ini menuturkan, "Perasaan saya ketika hadir dan ada bersama dengan umat Islam merupakan suatu kebahagiaan yang mendalam yang tak bisa diungkapkan karena disambut dengan sapaan yang hangat, dan juga dalam pelayanannya yang baik. Saya merasa bahwa kehadiran kami dalam malam takbiran adalah suatu momen yang istimewa untuk memperluas pemahaman dan toleransi antar umat beragama. Dan tidak hanya berhenti di situ saja tetapi bagaimana umat katolik khususnya mahasiswa STP St. Petrus KA dapat membangun komunikasi yang akrab dengan umat Muslim dalam semangat saling menghormati dan mendukung dalam perbedaan."
Atas nama umat Muslim yang berada di Kota Kefamenanu, K.H. Muhammad Ismail Jazuly mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan partisipasi para mahasiswa. "Kami mengucapkan terima kasih kepada saudara-saudari dari STIPAS Kefamenanu yang sudah hadir bersama kami dan ini merupakan suatu kebanggaan buat kami karena saudara-saudari dari agama lain ikut berpartisipasi hadir di tempat ini. Singkatnya ada hubungan emosional bahwa kita ini bersatu dan tidak membedakan suku, bangsa dan agama. Kita ini ada dua jenis hubungan yang harus ditata yaitu hubungan pribadi dengan Tuhan dan hubungan dengan sesama manusia. Dan yang saya alami bahwa dengan ikut menjaga keamanan dan menghadiri malam Takbiran ada dialog, kedamaian, persaudaraan, kerjasama antara umat beragama yang berbeda."
Untuk diketahui bahwa partisipasi para mahasiswa ini digagas oleh RD Dr. Yanuarius Seran, M.Hum selaku dosen Dialog Intra Religius di Kampus STP St. Petrus Keuskupan Atambua dan sudah berlangsung beberapa tahun. (DC)