• Hari ini: December 22, 2024

PENUTUPAN KEGIATAN POKJALUH AGAMA KATOLIK KEMENAG TTU, BEGINI KATA PANITIA DAN PESERTA

22 December, 2024
172

KOLKITA-Kefamenanu, Ketua Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama Katolik Antonius Mau Loko,S.Fil, mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Marianus Keo, S.Fil, M.Ed, menutup kegiatan Pokjaluh Agama Katolik Kementerian Agama Kabupaten Timor Tengah Utara-Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kegiatan Perdana Pokjaluh Agama Katolik tingkat Kementerian Agama Kabupaten TTU ini, mengusung tema, Peningkatan Kompetensi Penyuluh Agama Katolik Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, yang berlangsung di Aula Paroki Santa Theresia Kefamenanu pada hari Rabu, (22/05/2024).

    Dalam sambutannya, Anton Mau Loko, S.Fil. mengatakan, "Kita melaksakan sebuah kegiatan pertama kali untuk Kelompok Kerja Penyuluh Agama Katolik Kementerian Agama Kabupaten Timor Tengah Utara secara bersama-sama yang berbasis anggaran. Dalam kegiatan ini, ada dinamika yang bagus, dari awal hingga akhir yang menunjukkan bahwa kita merasa penting, bagaimana kita menyuluh atau memberikan bimbingan dan penyuluhan  dengan bahasa agama melalui media-media sosial di jaman sekarang.

    Lebih lanjut Anton mengatakan, "Semua penyuluh diharapkan sungguh-sungguh mengikuti dinamika kehidupan sosial masyarakat yang terus berkembang yang ada di tempat tugas masing-masing dengan arif dan bijaksana", pinta mantan Frater TOP yang pernah bertugas di Paroki Naesleu Kefamenanu. Lanjut Mau Loko, "Kita sudah mendapat pencerahan mengenai penggunaan media sosial seperti Facebook, Tiktok, Instagram, WhatsApp dan lain-lain, diharapkan agar rekan-rekan Penyuluh Agama Katolik menggunakan media sosial dengan sebaik mungkin secara santun dan beretika untuk melakukan tugas bimbingan, penyuluhan dan pembangunan di bidang agama, misalnya mensosialisasikan peraturan tentang pembangunan rumah ibadah, Undang-Undang tentang penyiaran agama, ataupun tentang Moderasi beragama dan toleransi beragama, serta kegiatan lainnya," tandas Mau Loko.

    Mari kita selalu berbaur dan berpartisipasi aktif di paroki masing-masing bersama Pastor Paroki, Dewan Pastoral Paroki, umat, dan katekis lainnya, jika tidak, kita kurang dikenal. Di tahun ini, kegiatan kita yang berbasis anggaran cukup kecil, hanya ini saja, tetapi yang  penting adalah kebersamaan kita.

    Terima kasih kepada para narasumber, RD Herman Yoseph Bau Rua dan Yakobus Fahik, S.Fil, M.Fil, yang telah meluangkan waktu untuk membagi ilmu kepada para penyuluh, dan terima kasih pula kepada para penyuluh yang setia mengikuti kegiatan sampai selesai. Orang bijak mengatakan perjalanan seribu Mil dimulai dengan langkah pertama. Kita sudah melangkah beberapa mil, mari kita terus melangkah maju bersama, dan jika ada hal hal kurang berkenan di hati, mari kita sampaikan secara santun lewat grup kita atau japri dari hati ke hati, semoga kita tetap bergandengan tangan berlangkah maju, karena bersama pasti kita bisa, sembari memohon maaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan di hati selama kegiatan ini berlangsung, kata Mau Loko.

Sementara Laporan Penutup Panitia yang dibacakan oleh Marianus Natun, S.Fil mengatakan, "Salah satu tugas pokok Penyuluh Agama adalah memberikan pembinaan spritual dan moral kepada anggota masyarakat.Penyuluh memberikan pengajaran tentang nilai-nilai agama yang  menyangkut etika moralitas dan kualitas hidup yang baik. Media sosial sebagai sarana memberikan penyuluhan. Untuk mencapai tujuan tersebut Kelompok Kerja Penyuluh Agama Katolik Kemenag TTU menyelenggarakan kegiatan pembinaan peningkatan kompetensi Penyuluh Agama Katolik berbasis media teknologi, Informasi dan Komunikasi," tandas mantan guru SMAK Santa Filomena Mena. Lebih lanjut Natun mengatakan," Kegiatan ini merupakan cara pemerintah, memberi perhatian dan peduli dengan kebutuhan kehidupan masyarakat Katolik teristimewa para penyuluh Agama Katolik sebagai garda terdepan untuk mendominasi narasi-narasi keagamaan dalam ruang media sosial.

    Materi materi yang disajikan oleh para narasumber tentang Strategi dan Teknik Penyuluhan Lewat Media Sosial di Era Digital dan Etika Penyuluh Berbasis Teknologi Informasi akan jadi sumber referensi yang sangat penting bagi segenap peserta kegiatan ini," ungkap Marianus Natun.

Sementara Fransiskus Bou, S.Fil, salah satu peserta kegiatan Pokjaluh menyampaikan kesannya bahwa, "Pemateri sudah memberikan materi sesuai tema yang diberikan panitia. Artinya tidak terkesan curhat, nasehat atau penjelasan yang panjang lebar yang melenceng jauh dari tema kegiatan. Ke depannya harus dibuat satu rekomendasi bersama untuk RTL(Rencana Tindak Lanjut) sehingga tidak terkesan pelatihan selesai dan semua selesai (tidak berbekas).

    Lebih lanjut mantan pegiat salah satu NGO Internasional ini mengatakan, "Para pemateri harus siapkan materinya dalam bentuk powerpoint sehingga pemaparan materinya tidak bias ke mana-mana. Prosesnya harus pembelajaran orang dewasa jangan siswa dan guru. Harus ada ice breaking sehingga tidak monoton dan membuat orang bosan dan mengantuk," ungkap mantan staf ahli salah satu anggota DPR Pusat yang pernah duduk di kursi Senayan Jakarta.

    Sedangkan Bruder Yohanes Payong Masan, SE, MSF salah satu peserta kegiatan Pokjaluh menyampaikan kesannya bahwa: "Secara  positif  meskipun kita sudah lama memakai media tetapi untuk ke depannya kita lebih waspada. Kadang kita terlalu menganggap remeh sehingga apa yang kita lakukan kurang refleksi. Dengan demikian kita bisa lebih berhati hati. Sembari berpesan untuk kegiatan ke depan jika diadakan lagi sebaiknya ada sharing atau diskusi kelompok untuk menambah keakraban antar peserta," pinta Bruder Payong yang bertugas di paroki Ainan-Insana Dekenat Kefamenanu.

    Pantauan awak media ini, peserta kegiatan Pokjaluh Agama Katolik Kemenag TTU diikuti 35 orang penyuluh, 5 orang panitia dan 2 orang narasumber, dan dapat berjalan dengan lancar, aman, terkendali serta nyaman. (Reporter, Sintu Lopes)