• Hari ini: December 22, 2024

SEPUCUK SURAT CINTAKU UNTUKMU PHILIPUS JOKO PINURBO

22 December, 2024
143

SEPUCUK SURAT CINTAKU

UNTUKMU PHILIPUS JOKO PINURBO

 

Jemariku bergerak lebih cepat sore ini

Membuka buku tua yang hampir usang

Bukan karena apa-apa

Tetapi karena aku tak pernah berpisah darinya

Lembaran demi lembaran bisu bernafaskan jiwamu

Kuhirup sedalam mungkin di setiap tarikan nafasku

Ada pembatas buku lengkap dengan potretmu

Mengundang hujan di kelopak mataku

Ada rasa yang terpendam di dada ini

Ada kata yang tak sempat terucap di bibir

Hanya keheningan yang dapat menemaniku

Memandang beberapa butir dari catatan hatimu

Dengan berbagai pertanyaan di kepalaku

Aku belum siap merelakanmu

Aku masih ingin kita bercerita

Tentang segala hal yang kita inginkan

Memutar kembali arah jarum jam

Pada detakan yang kita mau

Namun apa semuanya masih dapat terulang ?

Entahlah, Dia yang lebih mengasihimu berkehendak lain

 

Pinurbo, aku mencintaimu

Aku mencintai puisimu

Yang menghantarku lelap di punggung meja

Ada manis pahit yang kau selipkan

Pada sunyi yang tak bersuara

Pada angin yang tak menembus

Pada ranjang yang kau sebut sebagai perdamaian

Pada Tuhan yang kau sebutkan Maha Segala

Lalu bagaimana denganmu?


Kau telah memenangkannya

Kau telah membuka seribu jendela

Bagi mereka yang tak kenal lelah

Pada dunia yang tak sedikit mengenalmu

Pada bangsa yang tak sedikit menyanjung

Kau punya segalanya

Kau punya semuanya

Barangkali aku tak lama mengenalmu

Tetapi aku telah melahap seribu dari sebagian karyamu

Yang kau torehkan di setiap sajakmu

Yang kau titipkan di ujung penamu yang hidup

Yang kau bisikkan di akhir doamu yang terakhir

Di bilik sunyi berhias sejuta kembang

Dengan nyanyian serafim dan kerubim

Di tepi pintu surga berhiaskan permadani

 

Pinurbo, adakah yang masih tersisa

Dari sebagian yang belum kau tuntaskan

Di atas panggungmu yang sedang naik daun

Ingin kudengar lagi mikrofon itu mendentum

Dengan suaramu yang keras namun bergairah

Berkumandang dengan gayamu yang khas dan tak salah

Membuat setiap mata yang melek melotot padamu

Termasuk diriku yang diguyur rasa cintaku padamu

 

Pinurbo, dunia kehilanganmu

Wasiatmu yang mulia kan selamanya terpatri

Mengutak-atik di atas ponsel dan lembaran bisu

Menemukanmu walaupun ragamu tlah jauh

Para pencintamu kan selalu menyebutmu

Dalam setiap bait suci bernafaskan jiwamu

Para penyair kan menghadirkanmu

Di setiap panggung beraroma kembang

 

Panurbo, katakan pada bangsa ini

Yang rindu akan kerasnya kritikanmu

Kepada para pencinta korupsi

Ah, mungkin sangat menarik

Berargumen tentang sebuah pertanyaan

Yang takkan usai di depan meja hijau

 

Pinurbo, tak ada yang pergi

Ini hanyalah sebuah kehidupan baru

Yang memang akan dialami setiap insan

Allah sudah menantimu di surga

Mungkin Ia akan terus mendaraskan sajak-sajakmu

Dan membiarkanmu mendengar lagi

Kali ini bukan kau yang bersyair

Ia membiarkanmu menikmatinya dengan hikmah

Di arca yang telah disiapkan-Nya untukmu seorang

Ah, mulia dirimu di sana

Aku ingin sepertimu

Walau banyak yang kurang

Mungkin aku memulainya dari sekarang

Mumpung belum terlambat diriku

Tersendat tak mengapa

Terseok tak jadi soal

Terjatuh barangkali

Namun sosokmu meneguhkan tekatku

Tuk bangkit dan melawan arus

Sekalipun rasanya tak mudah

Pantas diriku memujimu

Pribadi yang sederhana bermantol kebajikan

Beristirahatlah sejenak di Rumah Tuhan

Sebab kau pantas menikmati surgamu

Kau pantas menikmati tidur yang damai

Kau pantas menikmati suguhan dari Tuhanmu

Kukirimkan sedikit puisiku

Padamu yang banyak membawaku pada duniamu

Pada dirimu dan diriku sendiri

Semoga puisiku ini adalah doa berharga untukmu

Yang mungkin tak seindah puisimu di setiap bait


Catatan kecil;

Ijinkan aku mengabadikan sepucuk rinduku ini sebagai doa berharga padamu.

Lena Salu.