WANITA PENA
Pena di tanganku
Tak pernah
lewatkan sedikit waktu
Memilih menatap ke depan
Jauh di sana
Tak mau membuang kesempatan
Detakan arloji bergerak
pelan
Membuatku
sadar
Waktu membangunkanku
kapan saja
Memagut kata demi kata
Sederhana namun bergairah
Tak harus membuang
banyak makna
Cukup dengan
sebuah narasi yang harmoni
Kemarin aku menjinjit
perlahan
Kali
ini lebih berdaya
Kan kubiarkan menggema
Terbawa angin ke
empat penjuru dunia
Ku pastikan kosmos
mendengar syairku
Memastikannya
hidup selamanya
Aku memilih
mencintai pena
Tak apa aku dibilang
wanita pena
Yang tak menyerah
pada apapun
Badai hanya datang
sebentar
Takkan melumpuhkan
syarafku
Wanita pena, ah julukan
yang indah
Bergelut dalam imajinasi dan fakta
Berdamai dengan
setiap hembusan gelora
Bertelut bersama sederet taubat
Membisikan madah tanpa
ragu
Pada Ia yang mencintaiku
Selamanya aku menjadi
wanita pena
Yang kan terus bersyair
tanpa usai
Pada waktunya kupastikan
semua indah
Tanpa harus
mengulang kesalahan
Ku biarkan
rentetan peristiwa tercatat
Di atas
lembaran-lembaran bisu penuh tinta
Ah, wanita pena
Kan ku abadikan
semuanya
Dengan meterai
yang tak tergantikan
Khalayak kan
mengenangku
Walau ragaku telah
terkubur debu tanah
Mereka kan
bersorak dengan setiap sajak
Yang membisu namun
berjiwa
Nampaknya berlebihan
Namun adalah
sebuah refleksi
Yang kan dikenang
sepanjang hayat
Wanita pena, akan
disebut setiap kaumku
Mereka
terus menyebut namaku
Sajak
di ujung jemari Wanita Pena, 07 Februari 2024
Oleh:
Lena Salu