• Hari ini: December 22, 2024

KUPANG 2005 - BAGIAN 2

22 December, 2024
536

Esok paginya saya terbangun dengan kepala pening.

sepertinya saya salah posisi tidur semalam. Saya lihat jam setengah enam pagi. Buru-buru saya mandi, saya harus sudah di kantor jam tujuh, meski jam masuk adalah jam setengah delapan. hari pertama ini saya harus memberikan kesan yang baik kepada atasan saya.

Selesai mandi saya bergegas mencari sarapan. pagi begini ada penjual nasi kuning "dadakan" di depan kos jadi saya tidak  perlu repot-repot cari sarapan. seperti yang sudah saya bilang, penghuni kontrakan ini kebanyakan karyawan toko. lapak nasi kuning ini sudah dipenuhi antrian mereka yang hendak berangkat shif pagi.

Saya berdiri di belakang antrian. dari sini saya bisa melihat pintu kamar saya di atas. dan di tembok pembatas itu, saya melihat dia. wanita yang kemarin saya temui di depan pintu kamarnya. dia sedang memandang kosong seperti kemarin. dan saat saya perhatikan ekspresi hampanya, saya jadi teringat suara tangisan yang saya dengar semalam.

Apa mungkin tangisan itu adalah suara dia? kalau dilihat dari sikapnya, kemungkinan besar memang benar. wanita hampa, begitu saya memanggilnya mulai hari ini.

Dan pagi itu pun saya memulai hari pertama saya kerja, atau lebih tepatnya disebut magang. setelah lewat masa magang selama 1 tahun, saya akan dipromosikan sebagai staff di bagian General marketing sesuai fresh graduate saya.  suasana kantor cukup menyenangkan dan bersahabat. meski sangat terkesan kikuk, saya mencoba secepat mungkin beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru ini.

Karena ini hari pertama, saya cuma diberi tugas ringan. mengecek data kelengkapan barang keperluan karyawan dan beberapa tugas ringan lainnya. saya lebih banyak nganggur. nganggur bikin saya bengong. dan orang bengong pasti melamun.

Maka mulai melintas pertanyaan-pertanyaan aneh di benak saya.  tentang wanita hampa itu. apa yang selalu dilamunkan oleh dia? apa dia menderita depresi berkepanjangan? karena saya lihat tidak  ada sedikitpun ekspresi ceria di wajahnya. dan lambat laun otak saya mulai dipenuhi bayangan-bayangan wanita itu.

Saya mesti cari tahu. dan sorenya sepulang kerja saya beranikan diri berkenalan dengan penghuni kamar sebelah saya yang selalu "berisik". sore itu dia menyetel lagu band yang sedang naik daun saat itu.

"kerja dimana kak?" Indra, nama laki-laki itu. kami mengobrol di teras kamarnya.

"di SH**P," jawab saya.

"sudah lama?"

"baru kemarin. semalam baru saya tidur di sini."

Indra mengangguk. dan kami mulai larut dalam obrolan ringan. setelah saya rasa cukup akrab sebagai orang baru, saya beranikan diri bertanya tentang 'dia'.

"oh iya bro, Lu tau tidak  cewek penghuni kamar depan saya?"

"memangnya ada ya yang tinggal di kamar itu?" dia malah balik tanya.

"lah..kemarin saya liat kok. cewek yang pake kaos oblong warna hitam dan kaos kaki panjang?"

"lu liat setan mangkali?" Indra tertawa lebar. "hahaha.. sorry bro. saya tidak  hafal soalnya balik kerja saya cumin di kamar. keluar kalo pas mau cari makan saja, habis itu kembali ke kamar lagi. sama kamar sebelah juga saya tidak  kenal. cuma sama lu saja nih... itu juga lu nya yang ajak kenalan duluan..hehehe"

Saya menggaruk kepala yang sebenarnya tidak  gatal. rupanya saya salah pilih informan. dan rasa penasaran saya semakin membubung dalam dada. saya sengaja membuka sedikit gorden jendela kamar saya supaya bisa mengintip keluar kalau-kalau wanita itu menampakkan dirinya. saya ingin sekali melihat dengan jelas wajahnya tanpa tertutup rambut.

Berjam-jam saya duduk di samping jendela yang kacanya rendah ini. tapi pintu kamar di depan saya tidak bergerak se inchi pun. entah berapa lama saya duduk dalam diam mengawasi dengan saksama.

Tapi nampaknya malam ini misi saya tidak  membuahkan hasil. saya malah tertidur di samping jendela dan bangun keesokan paginya dengan kepala lebih sakit......Bersambung