SENJA AKU HARUS MENCARI TAHU (III)
Pancaran sinar matahari siang membuat aku mengerutkan kening. Ah, memang akhir-akhir ini cuaca begitu panas, rupanya matahari sangat dekat dengan bumi, yang mengakibatkan panas bagai dibakar api, padahal saat ini waktu baru menunjuk pukul 10.00 WITA.
Karena merasa suhu ruangan itu begitu panas, langkah kakiku beranjak pergi ke perpustakaan yang ada di lantai dua, yang memiliki tembok berbatu merah itu. Sesampainya di sana, aku melihat dia lagi dengan laptop merk Toshiba sedang ada di pangkuannya dengan sebotol minuman florodina.
Akupun berbatuk kecil di sampingnya. Ia pun hanya melihatku sekilas tanpa ekspresi apapun, dan kembali berkutat dengan benda yang ada di depannya itu. Akupun memilih untuk duduk di sampingnya dengan membaca sebuah buku dengan judul "Ziarah Hati". Aku ambil di rak lemari itu.
Saat aku membacanya, ia bergumam, "Jangan baca tentang hati terus, entar disakiti oleh hati." Tetapi netra matanya tetap beradu dengan laptop yang ada di depannya. "Ini pertama kalinya aku mendengar kamu bicara sebanyak itu," jawabku. Namun jawabanku tidak digubris sama sekali.
Huhh, harus banyak sabar yahh, sambil menaruh kedua tanganku di dada.
Kring… kring…lonceng berbunyi bertanda waktu untuk pulang. Dia pun bangkit dari duduknya, mencubit kedua pipi cubbyku dengan berkata: "Woi, pulang, jangan bucin terus dengan buku itu." Setelah mengatakan itu, iapun langsung beranjak pergi. Akupun hanya berdiam bisu dengan apa yang barusan terjadi "oh, so sweet." Tak lupa, aku memegang kedua pipiku yang tadi dicubit oleh si manusia es itu, dengan menampilkan senyuman yang indah.
Hari yang panas, namun sangat menyenangkan. Bersambung….
Oleh: Felicitas, Kefamenanu, 10 November 2023.