SENJA, AKU HARUS MENCARI TAHU (I)
Semilir angin malam, membawa kedua kakiku beranjak menapak halaman kampus. Aku tergesa-gesa, karena bagiku waktu amat berharga. Adalah dia yang tidak disiplin waktu, akan menghabiskan waktu dengan melakukan sesuatu yang tidak perlu dan tidak menghasilkan manfaat.
Saat aku berjalan di sepanjang halte kampus, ada seorang bertubuh kekar, sixpack menabrakku. Ahh...aku meringis kesakitan, saat aku sedang tergesa-gesa dengan rambut yang masih basah tergurai.
Aku menatapnya. Kedua bola matanya hitam. Sepertinya dia kurang tidur, batinku. Ia menatapku dengan datar, tanpa ekspresi. Yah, begitulah seorang Julio, pria dengan tubuh kekar, yang sangat dingin bagai es batu.
Saat aku melanjutkan langkah, sebuah tangan menarikku sambil berkata tanpa ekspresi, "Sorry." Setelah mengatakan demikian, tautan tangan kami pun terlepas dan ia langsung beranjak pergi. Hmmm.. dasar manusia irit bicara.
Akupun melanjutkan langkah memasuki ruang kelas. Setibanya di sana aku mulai belajar. Keseriusan belajarku terganggu saat gadget berdering. Ada sebuah nomor yang tidak kukenal. Saat aku membuka whatsapp:
6+008 : "hayy"..
Aku : Iyaa, kamu siapa?
6+008 : "Aku senja". ( telephone pun berakhir saat itu).
Aku bergeming. Siapa sih. Bikin takut aja. Karena waktu sudah larut, aku pun beranjak pulang ke asrama dan melepas segala penatku dengan beristirahat. Sepanjang halte kampus, memoriku diusik oleh nomor baru tersebut.
Sungguh mengganggu waktu tidurku. Aku dibuat insomnia oleh nomor baru yang belum aku tahu pemiliknya. Aku harus mencari tahu.
End..............
By: Felicitas Dasi