• Hari ini: December 22, 2024

KOMUNIKASI MISI (III)

22 December, 2024
32

KOMUNIKASI MISI (III) 

    Beranjak dari kisah dan cerita yang telah diketahui sebelumnya, kini cerita ini akan diteruskan dengan berbagai penjelasan tentang misi dari para misionaris yang telah berusaha dan atas kehendak Tuhan melewati itu semua, sehingga memberikan kepada kita sebagai generasi penerus, sebuah kisah atau historis yang perlu kita ketahui, apalagi sebagai orang Timor yang beragama Kristen Katolik. Tentu harus berbangga dengan hal seperti ini.

    Kerena kerja keras para misionaris ini, maka sekitar tahun 1530 orang-orang Portugis sudah memerintah dan menduduki sebagian dari pulau Timor. Pater Erich Breug, SVD membuka Paroki Kapan dan menjadi Pastor Paroki tahun 1968.

    Tetapi versi lain seperti tertulis dalam catatan Pater Erich, SVD dikatakan bahwa tahun 1512-an itu rombongan Portugis hanya singgah sebentar saja di Oekusi dan melanjutkan perjalanan ke Maluku.

    Para misionaris Fransiskan (OFM), baru kembali ke Lifau-Oekusi dan serius dengan pekabaran injil sekitar tahun 1556-1652 dan dilanjutkan oleh misionaris Dominikan sejak 1562. Pater Erich, SVD juga mencatat bahwa orang-orang Eropa pertama yang mendarat di pulau Timor adalah "Orang Spanyol" tahun 1522 dan bukan orang Portugis. Bangsa Portugis baru datang ke Lifau-Oekusi-Timor sekitar tahun 1556 bersama misionaris Fransiskan yang menyebarkan agama Katolik di Lifau-Oekusi.

    Baiklah. Mari kita kembali ke bangsa Portugis. Diceriterakan bahwa ketika bangsa Portugis tiba di Lifau-Oekusi 1556, orang-orang Portugis yang berpostur tubuh tinggi, besar dan putih ini takut didekati oleh masyarakat asli Timor dalam hal ini orang-orang Oekusi.

    Orang-orang Oekusi takut terhadap orang yang berwarna kulit putih tinggi dan besar sehingga mereka lari menyembunyikan diri. Padahal orang-orang Portugis itu membutuhkan penduduk setempat untuk berbicara, bertanya, berdialog, bersahabat dan membangun kerjasama.

    Karena sikap dan perilaku orang asli Timor (Oekusi) yang takut terhadap orang asing itulah maka pulau ini kemudian diganti namanya dari 'Baramatus' menjadi Temor, Timor, Timeo (Portugis, Latin, Spanyol) artinya takut akan, cemas terhadap, bimbing, ragu-ragu, tidak berani, khawatir, kecil hati, malu.

    Lalu nama ini berkembang luas ke seluruh dunia dan hingga saat ini disebut Timor artinya penakut, manusia penakut. Pulau Timor artinya pulau yang dihuni oleh orang-orang penakut, pengecut. Padahal nama aslinya lain sekali, "Baramatus."

    Kita tidak tahu apa arti kata ini. Kalau secara fisik Alfonso De Albuquerque masih hidup bersama kita sampai sekarang, maka pasti beliau akan menjelaskan arti kata tersebut kepada kita secara detail karena beliau tahu persis dan mengapa beliau mengganti nama pulau ini dari "Baramatus" menjadi "Timor."

    Ada yang mengatakan nama "Baramatus" diberikan oleh orang Spanyol ketika tiba pertama di Timor sekitar tahun 1522. Tetapi versi lain mengatakan bahwa "Baramatus" bukanlah nama asli dari pulau ini, melainkan nama sementara atau julukan atau nama samaran atau alias yang didugakan dan diberikan oleh rombongan Portugis pimpinan Alfonso De  Albuquerque sebelum tiba di daratan pulau Timor. Artinya, nama yang diberikan pada pulau ini saat Alfonso bersama rombongannya masih berada di tengah laut, Alfonso melihat bayang-bayang pulau dari kejauhan lantas pulau itu diberi nama "Baramatus" untuk sementara.

    Sedangkan nama "Timor" diberikan oleh Alfonso setelah tiba di darat, daratan Timor. Nama "Baramatus" diganti dengan nama "Timor" karena apa yang dipikirkan ketika masih berada di tengah laut ternyata tidak sesuai dengan apa yang dilihat dan dialami ketika tiba di darat, di pulau Timor.

    Ternyata orang-orang yang tinggal di pulau ini adalah orang-orang penakut, pengecut, manusia berjiwa kecil, manusia yang bimbang. Mereka takut, cemas, dan ragu bertemu dengan orang asing yang adalah orang Portugis pimpinan Alfonso De Albuquerque.

    Lalu pertanyaannya, mengapa orang-orang Oekusi takut, cemas dan ragu-ragu menerima kedatangan orang-orang Portugis di wilayah mereka pada tahun 1556?. Yah keraguan tersebut barangkali disebabkan karena mereka tidak pernah melihat orang putih, mungkin karena mereka berbeda bahasa sehingga tidak bisa berkomunikasi, mungkin karena masyarakat Oekusi ketika itu masih primitif dan masih berada pada era tribal di mana masyarakat belum mengenal tulisan dan belum tahu membaca.

    Budaya moral yaitu komunikasi dari mulut ke mulut merupakan kebiasaan masyarakat setempat. Primitif sering diidentikan dengan kebodohan dan tidak berpengetahuan, mungkin karena orang-orang asing itu dianggap pembunuh dan masih banyak perkiraan lain. Itulah yang menyebabkan ketakutan, kecemasan, sehingga orang lari menghindar, bersembunyi, menjauh guna menyelamatkan diri.

    Berdasarkan dugaan-dugaan ini lantas kita dapat mencari tahu arti dan makna terdalam dari kata "Baramatus."

    Penasaran dengan cerita selanjutnya? Yukkk ikuti episode berikutnya! 

Oleh: Marcella Ceunfin

Tag