Pada suatu pagi yang cerah di Athena, Plato sedang duduk di bawah pohon zaitun di akademinya, mengamati para murid yang berdiskusi. Salah satu muridnya, Dion, mendekatinya dengan wajah penuh pertanyaan.
Dion: "Guru Plato, saya ingin memahami lebih dalam tentang pernyataan anda, "Bersikaplah baik, karena setiap orang yang kamu temui sedang berjuang dalam pertempuran yang lebih keras." Apa yang sebenarnya anda maksud dengan itu?"
Plato: "Dion, coba bayangkan kamu sedang berjalan di pasar yang ramai. Di sana, kamu melihat berbagai macam orang dengan ekspresi wajah yang berbeda-beda. Ada yang tersenyum, ada yang terlihat gelisah, dan ada yang tampak terburu-buru. Apa yang kamu pikirkan tentang mereka?"
Dion: "Mungkin mereka semua sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang sedang senang, dan mungkin ada yang sedang mengalami masalah."
Plato: "Tepat sekali. Sekarang, bayangkan seorang penjual buah yang selalu tersenyum dan ramah kepada pelanggannya. Dia melayani dengan hati-hati, bahkan ketika beberapa orang tidak bersikap baik padanya. Apa yang bisa kamu pelajari dari penjual buah itu?"
Dion: "Saya pikir dia orang yang sangat sabar dan baik hati. Dia memilih untuk bersikap baik meskipun mungkin ada hal-hal yang membuatnya marah atau sedih."
Plato: "Betul, Dion. Penjual buah itu adalah contoh yang baik. Dia mungkin memiliki masalah sendiri, mungkin keluarganya sedang sakit, atau keuangannya sedang sulit, tetapi dia memilih untuk bersikap baik kepada orang lain. Sikap baiknya mungkin bisa meringankan beban orang lain yang juga sedang menghadapi kesulitan".
Dion: "Jadi, anda ingin mengatakan bahwa kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang sedang dihadapi orang lain, dan karena itu kita harus selalu bersikap baik?"
Plato: "Tepat sekali. Setiap orang yang kita temui sedang menjalani pertempuran mereka sendiri, yang sering kali tidak terlihat oleh mata kita. Dengan bersikap baik, kita memberikan sedikit cahaya dan harapan dalam hidup mereka, seperti penjual buah yang dengan senyumnya bisa mencerahkan hari seseorang."
Dion: "Tapi bagaimana jika kita sendiri sedang menghadapi kesulitan? Bagaimana kita bisa tetap bersikap baik?"
Plato: "Dion, kebaikan itu seperti api kecil di dalam diri kita. Meskipun angin kencang datang, jika kita menjaga api itu tetap menyala, ia akan menghangatkan kita dan orang-orang di sekitar kita. Dengan bersikap baik, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga memperkuat diri kita sendiri. Setiap tindakan kebaikan adalah langkah untuk mengatasi kesulitan kita sendiri."
Dion: "Saya mengerti, Guru. Bersikap baik adalah cara untuk saling mendukung dalam menghadapi pertempuran hidup masing-masing. Seperti penjual buah itu, kita bisa memilih untuk menyebarkan kebaikan, tidak peduli seberapa berat tantangan yang kita hadapi."
Plato: "Tepat, Dion. Ingatlah selalu, kebaikan adalah kekuatan yang bisa mengubah dunia, dimulai dari tindakan kecil yang kita lakukan setiap hari. Dengan bersikap baik, kita membuat dunia ini sedikit lebih baik bagi diri kita sendiri dan orang lain."
Cerita ini mengajarkan bahwa, di tengah kesulitan hidup, kebaikan dan empati adalah kekuatan yang bisa meringankan beban kita dan orang lain. Ini mengajarkan pentingnya menjaga sikap positif dan berbuat baik, karena setiap orang memiliki perjuangan mereka sendiri, dan bersama-sama kita dapat membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik.
(Plato filsuf Yunani kuno, diambil dari Akun FB, Teropong Filsafat)