• Hari ini: December 22, 2024

AWAL, AKU MENGENAL MEREKA

22 December, 2024
68

AWAL, AKU MENGENAL MEREKA

    10 November 2023 kembali menyapaku seraya mengingat kembali kejadian tiga tahun lalu, di mana aku sendiri dipertemukan dengan orang-orang asing yang kemudian menjadi bagian dari hidupku. Sekedar mengingat kejadian waktu itu, yakni perjumpaan kami untuk yang pertama kalinya.

    Seorang perempuan dengan rambut panjangnya yang hitam, alis matanya yang tebal dan rapi, memiliki kulit yang coklat, senyumnya yang manis, dan juga memiliki sikap yang ramah, penurut dan sopan, namanya Agustina atau biasa dipanggil dengan nama akrab 'Noe'. Di antara kami berdua sebagai perempuan, ada seorang laki-laki yang selalu setia mendampingi kami.

    Namanya Wenseslaus, kakinya yang tinggi, memiliki kumis yang tebal, dan juga tidak kalah jauh memiliki sikap perhatian, humoris dan juga penurut dan sopan. Kami bertiga dipertemukan dalam sebuah kisah menarik yang sama-sama kami rasakan.

    Sebagai siswa baru yang memasuki Sekolah Menengah Atas ( SMA) diwajibkan mengikuti OSPEK. Kami bertiga berasal dari sekolah tamatan yang berbeda. Pengumuman kali ini ditujukan kepada seluruh siswa kelas X, XI, dan XII, khususnya untuk siswa baru, diharapkan untuk selama tiga hari ke depan dapat mengikuti OSPEK ini dengan baik, sebagai salah satu syarat bagi siswa baru.

    "Ini adalah sekolah kita bersama, mari kita belajar dan melihat apa yang harus kita lakukan" kata Kepsek SMA Negeri Mutis Naekake, Bapak Don Bosco dalam sambutannya. Dinamika OSPEK, kami alami bersama di bulan Juli 2019. Wens yang memiliki sifat humoris itu, semakin menambah rasa penasaranku tentangnya.

    Seperti itukah sifatnya? Tanyaku dalam hati ketika kami dikumpulkan untuk mendapat pengumuman oleh para panitia. Melihat segala tingkah lakunya yang aneh membuatku untuk lebih mengenalnya lebih dalam. Ketika memandang dari sela-sela barisan, ada seseorang yang juga memperhatikannya karena laki-laki berkumis tipis itu terkenal namanya setiap saat, karena gayanya yang lucu.

    Saat itu tatapan mata antara aku dan perempuan pemilik alis mata tebal itu, secara tiba-tiba berpapasan sambil melihat tingkah laki-laki aneh itu. Tanpa disadari kami berdua saling memandang dan mulai tertawa di tempat masing-masing. Pengumuman selesai barisan dibubarkan. Tanpa sengaja kami bertiga bertemu di tempat yang sama.

    Ketika laki-laki berkumis tipis itu memutar motornya, hampir saja menabrak kami yang secara spontan membahas kelakuannya yang aneh itu. "Hei, ada mata atau tidak? Ini! Ada teman saya yang hampir kena injak ban motormu," kata si pemilik alis mata tebal itu sambil menunjuk-nunjuk ke sana ke mari akibat kejadian itu. "Minta maaf, saya tidak sengaja. Saya tidak tahu kalau ada orang di belakang saya," katanya sembari memohon.

    "Sebagai pengganti maaf, sekarang kalian berdua numpang bersama saya," kata laki-laki itu sambil memandang kami satu per satu yang sedari tadi emosi terus. Ela membalikkan tubuhnya memandangiku, yang sedari tadi hanya berdiri mematung menyaksikan dinamika yang seru itu. "Maukah kita numpang dengan laki-laki yang ugal-ugalan ini?" ia membisik dekat telingaku, sambil mengedipkan matanya seraya mengajakku untuk menumpang dengan laki-laki berkumis tipis itu.

    Aku menganggukkan kepala seraya menyetujui permintaan dari keduanya. Laki-laki berkumis tipis itu tersenyum lalu memberikan tempat untuk kami. Panas terik matahari menemani kami di awal perjumpaan itu.

    Pohon-pohon cemara, kersen dan juga pagar tua juga menyaksikan dinamika di siang itu. Jalan yang berbatu-batu dan juga motor Revo yang kami tumpangi itu, turut merasakan keinginan kami masing-masing. Di atas motor awalnya hanya sebuah keasingan namun perlahan-lahan kami mulai terbuka untuk biacara.

    Tertawa lepas di antara kami bertiga pada saat mendaki melewati pohon-pohon gamal sebagai tanda awal perjumpaan sekaligus pertemanan dan persahabatan kami untuk tiga tahun, bahkan hingga saat ini. Hari berikut dan selanjutnya kami bertiga mulai mengenal satu sama lain, dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Wens yang awalnya humoris dan juga menjengkelkan itu, perlahan waktu mulai menjadi sahabat yang selalu mengerti dan memahami segala cerita hidup kami.

    Ela yang memiliki sifat penurut itu, ternyata humoris sehingga kami bertiga dipertemukan untuk saling melengkapi. Susah, senang selalu sama-sama hingga lupa kalau semua yang terjadi hanyalah sementara. Aku mulai membuka diri untuk menerima mereka dalam hidupku, aku sendiri menganggap keduanya sebagai saudara sendiri.

    Kini, kami dipisahkan karena cita-cita masing-masing dan berada di tempat yang berbeda. Aku tidak tahu seperti apakah mereka saat ini. Aku harap mereka semua baik-baik saja, agar kelak bertemu untuk bercerita dengan situasi dan keadaan yang berbeda-beda. 

        DDMC

Tag