Jika ibumu seorang bidan...
Kamu akan merasa kesepian, karena tak setiap saat ibumu tidur di sebelahmu membacakan dongeng atau siap mendengarkan keluh-kesahmu di saat akan tidur malam. Terkadang ia harus tetap berjaga di rumah keduanya saat malam, hingga esok pagi.
Jika ibumu seorang bidan...
Mungkin kamu pernah diajaknya berjaga malam, saat kamu tak ada yang menjaga di rumah. Misalnya ayahmu sedang keluar kota. Sedangkan ibumu tak mau membebani ibunya atau mertuanya untuk menjagamu. Tapi tenang, ibumu tak akan membiarkanmu masuk ke ruangan para pesakit. Ia selalu memiliki ruang aman yang sehat untukmu.
Jika ibumu seorang bidan...
Mungkin ada saat di mana acara sakral terlewati, misalnya saat Idul Fitri atau Natal ibumu memiliki tugas jaga tak sempat menyiapkan ketupat di rumah. Tapi yakinlah, ibumu memiliki cara membayar itu semua di lain waktu.
Jika Ibumu seorang bidan...
Ketika kamu sakit, kadang ibumu harus menjaga orang lain yang lebih sakit di tempat kerjanya. Tapi ibumu akan pulang dengan membawa obat ampuh yang segera mengobati sakitmu. Karena ibumu telah menceritakan sakitmu pada dokter yang handal di Rumah Sakit.
Jika Ibumu seorang bidan...
Ia memiliki proteksi lebih terhadap kebersihan, ibumu tahu apa ciri-ciri diare, suhu demammu atau semacamnya. Sehingga kau akan tetap sehat dan sakit tak menjadi lama.
Jika ibumu seorang bidan...
Ada banyak kisah yang akan diceritakan padamu sebelum kamu tidur. Fungsinya, agar kamu bisa mengambil hikmah dan manfaat dari orang-orang sekitarnya. Para pasien.
Jika ibumu seorang bidan...
Kamu akan melihat ibumu selalu mandi sepulang kerja, sungguh ia tak ingin membawa virus ke lingkungan keluarganya.
Jika ibumu seorang bidan.
Mungkin perhatiannya tak tercurah padamu 24 jam. Karena perkerjaannya. Tapi yakinlah, setiap waktunya bersamamu akan menjadi berkualitas karena perhatiannya. Perhatiannya jauh lebih banyak. Tiada hari tanpa membincangkanmu di lingkungan kerjanya, sungguh ibumu ingin menunjukkan betapa uniknya sikapmu, celotehanmu dan perilaku dalam perkembangan anaknya.
Jika ibumu seorang bidan...
Kelak saat kau dewasa, dan mendapati ibumu telah tua. Kau akan berbangga hati, bahwa ibumu masih juga dikenali dan disukai para pasien yang pernah dirawatnya.
Jika ibumu seorang bidan...
Ibumu tak lagi bekerja karena usianya. Tapi, ia tak akan pernah berhenti mengurusimu, anaknya. Walaupun kau tahu, bahwa saat ini, saat kau dewasa adalah waktumu untuk merawat ibumu yang seorang bidan itu.
Jika ibumu seorang bidan...
Berbanggalah. Kamu telah memiliki sosok perempuan yang hidupnya untuk kehidupan perempuan. Ia akan memiliki rasa “Care & Giving” selama hidupnya. Kamu, adikmu, dan ayahmu adalah prioritas hidup yang akan ibumu rawat, selama nafasnya masih berembus.
NB: Tulisan ini hasil pengamatan kepada semua bidan yang telah menjadi ibu di rumah sakit, puskesmas, pustu dan selama masih menjadi mahasiswa dan setelah menjadi bidan seperti saat ini.
Apapapun profesimu, Bu, Ummi, Mah, Bunda, Ambu. Kau adalah pelita hidup anak-anakmu. Kau adalah sosok ‘guru dan perawat kehidupan’ bagi anak-anakmu. Kau adalah srikandi bagi suamimu. Kau adalah manusia bertangan banyak. Kau mampu mengurusi berbagai hal dalam satu waktu. Bu, Ummi, Mah, Bunda, Ambu terima kasih atas segalanya.
Sumber: FB, Akun Icha Supani