• Hari ini: December 23, 2024

DOSEN DAN MAHASISWA STP ST PETRUS KEUSKUPAN ATAMBUA MENGIKUTI ORIENTASI PELOPOR PENGUATAN MODERASI BERAGAMA TINGKAT NASIONAL

23 December, 2024
551

KOLKITA, Kefamenanu-Sebanyak empat dosen dan empat mahasiswa utusan dari STP St. Petrus Keuskupan Atambua mengikuti Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI di dua hotel berbeda yakni Hotel Mercure Kemayoran Jakarta untuk para dosen dan Hotel Aloft South Jakarta untuk para mahasiswa dari Perguruan Tinggi Keagamaan Katolik seluruh Indonesia selama empat hari (20-23/11/2023).

    Keempat dosen itu, Dr Yanuarius Seran, M.Hum, Marianus Sesfao, S.Fil., M.Pd, Frederikus Binsasi, S.Fil., M.Th dan Kristophorus Ukat, S.Fil., M.Th. Sedangkan empat mahasiswa itu merupakan pengurus BEM dan BPM kampus yakni Stanislaus Knaofmone, Vinsensia Kolo, Joao Sanches dan Chany Seran. 

    Kegiatan nasional ini menghadirkan para narasumber berkualitas termasuk Menteri Agama Periode 2014-2019, Dr. (H.C) K.H. Lukman Hakim Saifuddin, melibatkan dosen berjumlah 80 orang dan mahasiswa berjumlah 82 orang dari 24 Sekolah Tinggi Pastoral yang tersebar di seluruh Indonesia.

    Usai pelaksanaan kegiatan ini, para peserta mengungkapkan perasaannya. Marianus Sesfao mengatakan, "Kesan saya bahwa pada hakekatnya praktik moderasi telah lama dilakukan di kalangan Gereja Katolik sejak Konsili Vatikan II, misalnya terhadap pernyataan Extra Ecclessiam Nulla Salus, di luar Gereja tidak ada keselamatan pada Konsili sebelumnya. Gereja Katolik telah menunjukkan sikap moderatnya dengan membaharui pernyataan di atas, Ecclesia Semper Reformanda (Gereja selalu terus membaharui diri). Inilah bentuk pengakuan bahwa di dalam keselamatan bukan saja bagi kaum tertentu tetapi semua orang yang beriman pada Tuhan-nya. Dengan pelatihan ini, semoga membuat saya semakin mendalami sembilan kata kunci moderasi beragama, mempelopori dan mengamalkan dalam hidup. Mari kita memaknai perbedaan secara positif dan menggunakan strategi yang tepat, seimbang, demi menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, keutuhan bangsa, kebaikan bersama dan keadilan."

    Frederikus Binsasi juga mengungkapkan kesannya dan harapannya, "Saya senang mengikuti kegiatan ini karena membuka  wawasan saya tentang moderasi beragama. Harapan saya, semoga kegiatan ini berdampak pada praktek hidup beragama yang baik yang bersifat moderat di dalam hidup bermasyarakat terutama yang paling penting, dimulai dari kampus agar tercipta suasana yang baik dan aman serta dapat menjaga kerukunan hidup antar umat beragama di dalam bermasyarakat."

    Sementara itu, Stanis Knaofmone, Ketua BEM STP St Petrus KA mengatakan, "Hal yang terkesan bagi saya setelah mengikuti kegiatan orientasi pelopor moderasi beragama ini adalah menjadi pelopor moderasi beragama dituntut menjadi pribadi yang moderat atau berjalan di tengah dan tidak memihak. Kegiatan ini sungguh bermanfaat bagi kami anak-anak zaman sekarang guna menyiapkan calon pemimpin yang baik dan menjadi pioner bagi masyarakat di tahun-tahun mendatang. Harapan saya semoga kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan rutinitas sehingga di samping kami dituntun untuk menjadi manusia yang moderat, mahasiswa juga dapat memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari fasilitator maupun dari sesama mahasiswa untuk menambah pemahaman dan pengetahuan yang mungkin sulit didapatkan pada daerahnya sendiri. Setelah bertemu dengan teman-teman dari seluruh indonesia, saya merasa senang karena pertemuan ini sangat berarti di mana kami mahasiswa PTK membina persaudaraan di dalam agama sendiri sehingga dapat pula melakukan toleransi kepada agama  lain. Setelah lihat Jakarta, saya sangat bahagia dan senang karena kota yang selama ini hanya ditonton melalui televisi, akhirnya saya bisa lihat sekarang."

    Joao Sanches, mahasiswa asal Paroki Atapupu ini mengungkapkan kesannya, "Selama mengikuti kegiatan Orientasi Pelopor Moderasi Beragama bagi mahasiswa PTK Katolik sungguh sangat seru dan berkesan bagi saya karena saya dan teman-teman yang lainnya digembleng mentalnya agar  menjadi seorang pelopor moderasi beragama yang tangguh dan perkasa, dalam menghadapi semua konflik dan tantangan yang  terjadi hidup beragama. Harapan saya, semoga melalui kegiatan ini kami bisa menjadi pioner atau penggerak utama dalam mempersatukan kembali semua tatanan yang sudah rusak dalam hubungan antar agama. Persaan saya setelah bertemu dengan kawan-kawan dari seluruh STP yang berada Indonesia, saya sangatlah senang dan bahagia karena di sini kami berdiskusi bersama, belajar bersama dan kamipun membagi cerita dan pengalaman kami masing-masing. Saya juga senang dan bersukacita karena ini baru pertama kali saya bisa menginjakkan kaki di kota sebesar ini, sangat ramai dan mempunyai fasilitas dan gedung-gedung yang mewah. Saya juga bisa tinggal di Hotel Aloft yang sangat mewah di Kota Jakarta. Dan yang terakhir bisa menikmati makanan yang enak di Hotel. 

Vinsensia Kolo, mahasiswa asal Tuamese, Paroki Tunbaba ini mengatakan, "Kesan saya selama mengikuti kegiatan orientasi pelopor penguatan moderasi beragama bagi mahasiswa adalah sangat senang. Karena mendapat pengalaman yang sangat baik dan menyenangkan selain itu juga bisa menambah  wawasan saya bagaimana menjadi pelopor moderasi beragama dalam menghadapi isu-isu sosial yang terjadi di Indonesia khususnya tempat tinggal kami. Selain itu juga dalam kegiatan ini kami sebagai pelopor bertemu dengan banyak sekali orang-orang hebat yang begitu baik dan menyenangkan."

Chany Seran, Ketua BPM STP St, Petrus KA mengatakan bahwa, "Kesan saya dalam mengingat kegiatan orientasi ini sangat menyenangkan karena bisa bertemu dengan teman baru, belajar hal baru, menambah wawasan saya untuk menjadi pelopor moderasi yang baik dalam menghadapi setiap konflik di lingkungan kehidupan sehari-hari. Awal mengikuti kegiatan ini, saya merasa minder karena takutnya teman-teman lain tidak akan mau berteman dengan saya. Ternyata itu semua salah, karena di sini tidak pernah ada perbedaan sama sekali, kami membangun hubungan persaudaraan dengan sangat baik. Dari kegiatan ini juga saya belajar bahwa asumsi yang kita bangun belum tentu menjadi sebuah kebenaran. Harapan saya, semoga kegiatan ini dapat terus berlangsung untuk memonitori perkembangan dari kegiatan ini di lapangan terutama di berbagai kampus yang telah mendapat orientasi ini.

Untuk diketahui bahwa kegiatan orientasi penguatan moderasi beragama diikuti oleh para dosen dan mahasiswa dari PTK Katolik seluruh Indonesia, berlangsung dengan baik, dengan menghadirkan para narasumber yang berkualitas seperti Menteri Agama Periode 2014-2029, Dr. (H.C) K.H. Lukman Hakim Saifuddin, RD. Dr. Martinus Joko Lenono, M.Hum, Dr. Suwendi, M.Ag, Dr. Paulus Tasik Galle, SS., LIC, Dr. Abdul Asis, SS., M.Pd.I, Amik Tri Istiami, Pdt. Jimmy M Immanuel Sormin, Dr. KH Asep Habib Idrus Alawi, M.A., MM., M.Si., M.Pd dan Prof. Dr Made Saihu, M.Pd.I.