• Hari ini: December 22, 2024

BUKA ORIENTASI PELOPOR PENGUATAN MODERASI BERAGAMA BAGI PARA DOSEN PTK KATOLIK, BEGINI KATA DIREKTUR PENDIDIKAN KATOLIK

22 December, 2024
354

KOLKITA,Kefamenanu-Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama bagi dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Katolik yang berlangsung selama empat hari dibuka oleh Direktur Pendidikan Katolik Dirjen Bimas Katolik, Salman Hutapea di Hotel Mercure Kemayoran Jakarta pada hari Senin (20/11/2023).

    Dalam arahan pembukaannya, beliau mengatakan bahwa dalam rangka melaksanakan Peraturan Presiden No 58 Tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama ada satu point penting yang sekarang relevan dalam konteks kegiatan ini. Peraturan Presiden tersebut memasukkan unsur pendidikan ke dalam salah satu kelompok strategis yang memiliki peran penting dalam membangun ekosistem moderasi beragama. Dunia pendidikan merupakan medium paling efektif untuk melakukan penanaman nilai dan pengetahuan agama.

    Maka penguatan moderasi beragama akan ditentukan melalui penanaman nilai agama dan kepercayaan yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan dan penyelenggara pendidikan, baik dalam pendidikan formal, non formal dan informal. Untuk itu, penanaman nilai moderasi beragama bagi para pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik sangat menentukan terwujudnya pengelolaan lembaga pendidikan yang nondiskriminatif dan bebas dari tindakan anti kekerasan.

    Jika kita mau lihat lebih jauh ke belakang, moderasi beragama, diadopsi sebagai salah satu strategi pembangunan karakter sumber daya manusia Indonesia yang moderat yakni yang berpegang teguh pada esensi ajaran dan nilai agama berorientasi menciptakan kemaslahatan umum serta menjunjung tinggi komitmen kebangsaan.

    Untuk itulah, maka Kementerian Agama sebagai leading sector pelaksanaan penguatan moderasi beragama memiliki peran yang besar dalam penguatan cara pandang, sikap dan praktek beragama secara moderat, penguatan harmoni dan kerukunan umat beragama, penyelarasan relasi, cara beragama dan berbudaya serta kualitas pelayanan kehidupan beragama. 

    Penting untuk kita maknai bersama bahwa moderasi beragama adalah suatu cara pandang, sikap dan praktek beragama dalam kehidupan bersama secara berimbang. Moderasi beragama bukan dimaksud memoderasi agama sebab semua agama pada esensinya sudah bersifat moderat. Moderasi beragama dapat ditunjukkan dengan mengejawantakan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan, membangun kemaslahatan umum berdasarkan prinsip adil, berimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan bangsa.

    Pada tahun 2023 ini fokus perhatian Kementerian Agama ditujukan kepada peningkatan pelibatan para pemangku kepentingan di masyarakat. Tokoh-tokoh publik dalam upaya mensosialisasikan dan memperkuat internalisasi nilai-nilai moderasi beragama di tengah masyarakat. Dalam rangka itu, maka orientasi pelopor penguatan moderasi beragama bagi dosen di Perguruan Tinggi Keagamaan Katolik menjadi penting diselenggarakan.

    Kegiatan ini akan dilaksanakan selama kurang lebih 28 jam pelajaran dengan mengacu pada modul dasar penguatan moderasi beragama yang disusun oleh kelompok kerja moderasi beragama Kementerian Agama RI. Diharapkan, dengan terselenggaranya kegiatan ini akan terbentuk model moderasi beragama baik dalam bersikap, berperilaku di tengah masyarakat yang nantinya akan berimplikasi pada peningkatan nilai indeks kerukunan umat beragama yang semakin baik.

    Kita perlu menyadari bahwa masing-masing kita yang hadir dalam kesempatan ini mewakili dua elemen penting yaitu institusi pendidikan tinggi dan pemerintah. Dua elemen besar ini perlu bersinergi menyatukan hati, pikiran dan tekat demi pembangunan masyarakat Katolik secara khusus dan pembangunan bangsa Indonesia secara umum. 

    Maka selama kurang lebih empat hari ke depan, kita dapat belajar, berdiskusi, bertukar pengalaman dan pandangan.  Dari sisi pemerintahan, setiap hasil diskusi ini akan menjadi instrumen evaluasi dan penetapan kebijakan di masa yang akan datang. Dirjen Bimas Katolik akan dapat menetapkan program dan kebijakan strategis berangkat dari diskursus yang kita bangun di tempat ini. Sementara itu, dari sisi pendidikan kegiatan ini dapat menjadi bekal dalam pelaksanaan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

    Ijinkan saya pada kesempatan yang baik ini menyampaikan beberapa hal penting. Pertama, implementasi dan internalisasi nilai-nilai moderasi menjadi penting dan strategis kita lakukan ke depan melalui lembaga pendidikan tinggi keagamaan Katolik melalui integrasi nilai-nilai moderasi beragama dalam kurikulum Pendidikan Tinggi Keagamaan Katolik. Pendidikan Keagamaan Katolik harus bisa mengembangkan ke depan Teologi Moderasi Beragama. Pada prinsipnya, semua teks suci agama adalah baik dan benar, tetapi bagaimana kita meletakkan teks tersebut dalam konteks yang kita inginkan. Karena seringkali teks dan konteks tidak selalu terintegrasi dalam pengembangan dan pemahaman keagamaan.  Maka dalam konteks Pendidikan Tinggi Keagamaan ke depan menempatkan teks dan konteks menjadi sebuah konstruksi sehingga terbangun sebuah transformasi pemahaman dan pengamalan nilai-nilai iman Katolik dalam konteks pluralitas.

    Kedua, membangun kampus yang moderat, menghargai perbedaan, mencintai budaya lokal, menjauhi perilaku kekerasan, intoleransi dan semakin menumbuhkan semangat cinta tanah air. Selanjutnya, kiranya orientasi ini tidak sekedar membuka wawasan kita sekalian akan pentingnya moderasi beragama, tetapi juga membantu kita menemukan langkah-langkah baru dalam menerapkannya di lingkungan kita masing-masing. Para dosen Pendidikan Tinggi Keagamaan Katolik adalah para pelopor moderasi beragama. Maka mari bersama-sama kita wujudkan semangat seratus persen Katolik dan seratus persen Pancasilais.

    Lalu, kiranya orientasi ini dapat menjadi wadah untuk memperkokoh dan memantapkan kerja sama pemerintah dengan institusi Pendidikan Tinggi Keagamaan Katolik dalam membangun sikap moderasi beragama khususnya bagi para mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan.