BILANG SESAMAMU YANG SEDANG SUSAH APA SAJA: TERIAK NAMA YESUS LEBIH KERAS UNTUK MENOLONGMU. SI BUTA TUA RENTA SAJA BISA, APALAGI KAMU?
(RP. Frans Funan, SVD)
"Orang-orang yang berjalan di depan menyuruh dia diam. Tetapi semakin ia kuat berseru. "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku." (Luk 18:39).
Sebagai manusia pantas dan layak kita mengakui bahwa kesusahan yang tidak pernah diprogram dalam hidup pasti saja sesekali hadir menimpa kita. Entah kesusahan karena bencana alam seperti erupsi gunung berapi, gempa bumi, taufan, tsunami, banjir bandang, tanah longsor, bukit tanah bergeser, bukit batu terbelah dan meluncur dari ketinggian menuju laut (kejadian bukit Wateba- Atadei Lembata - NTT), dll.
Kesusahan karena bencana alam pasti saja makan korban. Kesusahan lain dalam kaitan dengan kesehatan fisik entah sakit permanen atau cacat tetap dll. Dalam kondisi perih karena keterbasan fisik, teriaklah sekuat kamu bisa, minta tolong. Mungkin Tuhan sedang dekat, sedang lewat dan ada orang beritahu anda untuk mendapatkan pertolongan-Nya. Atau teriakan, seruan sekuat tenaga dengan iman kepada Tuhan, akan menggugah hati kudus-Nya untuk menolongmu. Karena imanmulah yang menolong, membantu dan menyelamatkanmu sendiri.
Mari sesuaikan dirimu dengan pengenalan privat Bartimeus si buta tua renta dengan Yesus. Saat dia dengar langkah kaki dan suara-orang banyak lewat ia bertanya, "Ada apa itu?" Orang beri tahu dia, "Yesus orang Nazaret, sedang lewat." Ketika dengar nama Yesus si buta itu pun berubah sikap. Dari seorang pengemis buta tua yang malu-malu, berkata saja suara hampir tak kedengaran, malu bertanya hanya pasrah pada apa yang terjadi dan berlalu tanpa ia hiraukan asalkan sepeser belas kasihan orang dia dapat untuk bisa mengisi perutnya hari itu, sudah cukup baginya, selebihnya sesuai situasi fisiknya yang buta dia tidak peduli.
Tapi kini ketika ia dengar nama Yesus ia berubah total dari sikap malu-malu jadi pemberani meneriaki Nama Sang Mesias berbelas kasih yang sedang lewat dan akan berlalu tanpa akan kembali lagi. Seruan keras spontan keluar dari mulutnya, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku." Orang melarang dia diam. Ia seakan tak gubris momen keselamatan ini akan sirna tanpa makna bagi orang banyak itu dan terutama bagi dirinya sendiri.
Maka imannya akan Yesus semakin gila dan memaksa seluruh energi dirinya berteriak menembus massa hingga telinga Yesus. Ia sadar dan mau memaknai saat penuh rahmat ini dengan massa yang ada bahwa Yesus Mesias dapat melakukan hal ajaib apa saja yang dibutuhkan agar menolong manusia berdosa selamat.
Kata kuncinya iman. "Imanmu telah menyelamatkan dikau." Apakah massa yang ikut Yesus itu punya iman kepada-Nya? Atau hanya ikut ramai-ramai saja, ragu-ragu, dan tak punya pilihan iman apa pun? Kita butuh orang lain untuk membantu bertumbuh dan berkembang dalam iman kepada Yesus. Selain itu berjuang datang pada Yesus pun tidak gampang, banyak halangan, tantangan dan cobaan. Tantangan dari luar mungkin orang melarang Anda. Dari dalam: tugas banyak, pekerjaan, hiburan, kepentingan keluarga besar, main hp, dll.
Kita butuh bantuan orang lain untuk beri tahu kita tentang kehebatan belas kasih Tuhan memelekan mata iman kita yang buta terhadap dosa dan banyak membawa beban kesusahan tak terpikulkan dalam ziarah hidup ini. Ingat bahwa kerinduanmu karena iman punya kontak batin otomatis dengan Yesus yang juga sedang rindu bertemu dengan dirimu. Yesus mau menyelamatkan dirimu dari dosa buta iman akan Dia, dan Yesus juga mau supaya Anda sehat iman saat ini dan menjadi murid-Nya keren dan wow di masa depan. Tuhan Yesus memang hebat tapi Tuhan Yesus juga rindu dan mau Anda juga hebat di masa depan.
Karena itu misimu kini, katakan kepada sesamamu yang sedang susah dan duduk tertunduk sendiri di sana sambil mengorek tanah, bahwa Yesus ada rindu agar kamu baik, sehat dan bahagia kini dan kelak. Sebarkan misi belas kasih ini di antara kamu seiman, biarlah iman akan Anak Daud Sang Mesias menguasai kita dan semakin banyak orang mengalami kasih Tuhan dalam hidup secara prinadi dan bersama-sama.
Maka percaya bahwa nama Tuhan semakin luas dimuliakan dan rahmat sukacita meliputi banyak insan beriman. Hidup pribadi, hidup bersama jadi terberkati. Ok.
Selamat beraktifitas hari dengan seruan: Hei teman Yesus mau tolong kamu, kenapa susah? Tuhan berkatimu semua. (Arso Kota, Senin, 181124).
WAKTU DAN THOMAS AQUINAS
(K. Ukat)
Menjelang pukul 23.00, di sebuah kamar asrama yang dihuni oleh beberapa mahasiswi, terdengar alunan musik yang semakin memecah kesunyian malam. Musik itu tidak hanya terdengar, tetapi juga menggoda beberapa mahasiswi lainnya untuk bergabung dan bernyanyi bersama di tengah malam yang semakin larut. Suasana yang semula hening berubah menjadi hingar-bingar. Di kamar lain, sebagian besar penghuni asrama berusaha memanfaatkan waktu malam untuk mengerjakan tugas kuliah yang menumpuk. Namun, kamar yang penuh dengan kegembiraan itu tak kunjung sepi. Sebuah fenomena nyata tentang ketidakpedulian terhadap waktu, terutama di saat-saat yang sebenarnya sangat berharga.
Sungguh ironis,
di tengah sempitnya waktu yang dimiliki oleh seorang mahasiswa, banyak yang
justru memilih untuk menyia-nyiakannya dalam kegiatan yang tidak produktif.
Dalam kasus ini, kegembiraan yang dibangun di sekitar musik dan nyanyian malam
itu tampak menggoda, menawarkan kesenangan jangka pendek, sementara tugas
kuliah yang tak kunjung selesai mengancam penilaian dan masa depan akademik.
Ini bukan sekadar soal kebisingan, tetapi tentang pilihan seorang mahasiswa untuk
menggunakan waktu secara efektif.
Thomas Aquinas,
yang pestanya diperingati hari ini, seorang filsuf dan teolog abad pertengahan,
banyak mempengaruhi pemikiran Kristen dan Barat, memberikan pandangan mendalam
tentang waktu dalam karyanya Summa Theologica. Dalam pandangannya, waktu
adalah anugerah Tuhan yang diberikan kepada umat manusia untuk mencapai
kebaikan yang lebih besar, dan setiap momen yang berlalu adalah kesempatan yang
tidak dapat diulang. Dalam Summa Theologica (I, q. 1, a. 9), Aquinas
menjelaskan bahwa "waktu adalah ukuran gerak menurut yang lebih awal dan
lebih akhir, dan karena itu terkait dengan penciptaan dunia, yang juga
merupakan bagian dari urutan yang lebih besar menuju tujuan akhir manusia."
Bagi Aquinas,
waktu bukan hanya sekadar kronologi atau urutan, aliran detik demi detik. Waktu
adalah sarana untuk mengejar tujuan akhir yang lebih luhur, yaitu keselamatan
jiwa. Waktu merupakan saat kairos, saat keselamatan. Ini berarti, dalam
pandangan Aquinas, waktu dipergunakan untuk kegiatan yang mendekatkan diri
kepada Tuhan dan kebaikan moral. Sebagai mahasiswa, waktu yang dimiliki
seharusnya dimanfaatkan untuk belajar, berkembang dan mengejar pengetahuan yang
dapat membantu mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi.
Aquinas
menekankan bahwa “setiap orang harus menggunakan waktu dengan cara yang
mengarah pada keselamatan jiwa, yang merupakan tujuan utama kehidupan manusia”
(Summa Theologica, II-II, q. 10, a. 1). Menurutnya, salah satu bentuk
pelanggaran terhadap kebajikan adalah pemborosan waktu. Waktu tidak digunakan
untuk hal-hal yang bermakna dan bermanfaat. Dalam hal ini, kegiatan yang
mengarah pada kesenangan sementara, seperti yang digambarkan dalam ilustrasi awal,
bukanlah cara yang bijak untuk mengelola waktu yang diberikan Tuhan.
Fenomena
seperti yang terjadi di kamar asrama tersebut bukan hanya soal kebisingan atau
gangguan terhadap orang lain, tetapi tentang pilihan gaya hidup yang meremehkan
nilai waktu. Mahasiswa yang terjebak dalam kesenangan sementara, sebenarnya
sedang menunda kemajuan dirinya sendiri. Mahasiswa mengabaikan tugas-tugas
akademik yang seharusnya menjadi prioritasnya. Dalam jangka panjang, hal ini
dapat berakibat pada penurunan kualitas pendidikannya, yang pada gilirannya
akan berdampak pada masa depannya.
Dampak negatif
tidak berhenti di situ saja. Ketika kegembiraan itu mengganggu ketenangan orang
lain yang berusaha belajar atau beristirahat, sebenarnya menunjukkan bentuk
ketidakpedulian terhadap hak dan kenyamanan orang lain. Kegiatan yang berisik
dan mengganggu seperti itu, menciptakan atmosfer tidak kondusif untuk
produktivitas dan kesehatan mental. Mahasiswa yang fokus pada kesenangan
pribadi seringkali tidak menyadari bahwa kebebasannya untuk bersenang-senang
dapat mengganggu orang lain yang juga memiliki tanggung jawab, terutama dalam
ruang bersama seperti asrama yang dihuni oleh banyak orang dengan kebutuhan
yang berbeda.
Aquinas
memperingatkan bahwa “orang yang membuang-buang waktunya dalam kesenangan
duniawi tanpa tujuan yang lebih tinggi akan mendapati dirinya jauh dari tujuan
hidup yang sebenarnya, yaitu kebahagiaan yang hakiki” (Summa Theologica,
II-II, q. 3, a. 4). Ketika mahasiswa lebih tertarik pada hiburan sesaat
daripada menjalankan kewajiban akademik, ia bukan hanya menyia-nyiakan
kesempatan untuk belajar, tetapi merusak peluang mereka untuk tumbuh sebagai pribadi
yang lebih baik dan berkontribusi pada masyarakat.
Gangguan yang
ditimbulkan oleh perilaku semacam itu dapat merusak keharmonisan komunitas
asrama. Penghuni asrama harusnya bisa hidup berdampingan, saling menghargai dan
memahami kebutuhan satu sama lain, terutama dalam hal ketenangan dan waktu
pribadi. Dalam hal ini, penting untuk mengingat bahwa waktu adalah sumber daya
bersama yang harus dipertimbangkan dengan bijak, tidak hanya untuk kepentingan
diri sendiri tetapi untuk kenyamanan dan ketenangan orang lain.
Jika fenomena
ini terus berkembang tanpa ada kesadaran yang lebih mendalam, maka akan tercipta
generasi yang tidak tahu menghargai waktu, generasi yang lebih mengutamakan
kesenangan daripada tanggung jawab. Kita harus bertanya pada diri sendiri:
Apakah kita ingin menjadi bagian dari generasi yang kehilangan masa depan karena
menunda-nunda? Ataukah kita ingin menjadi generasi yang menghargai waktu, yang
menyadari bahwa setiap detik adalah peluang untuk belajar, berkembang, dan
memberikan kontribusi positif pada dunia?
Mahasiswa, sepantasnya
memiliki tanggung jawab besar untuk mengelola waktu dengan bijak. Waktu adalah
sesuatu yang tidak bisa dibeli atau diperoleh kembali setelah ia berlalu. Orang
harus belajar untuk menggunakan waktu dengan bijak, untuk belajar, untuk
tumbuh, dan untuk berkontribusi pada kebaikan yang lebih besar.
Dalam ajaran
Thomas Aquinas, waktu adalah karunia Tuhan yang harus digunakan untuk mengejar
kebaikan dan tujuan yang lebih mulia. Mahasiswa, sebagai generasi penerus
bangsa, harus bisa membedakan antara hiburan jangka pendek dan kemajuan jangka
panjang. Waktu adalah sesuatu yang sangat berharga. Hanya dengan menghargainya,
seseorang dapat mencapai potensi penuh dan dapat memberi dampak positif bagi
masyarakat dan dunia. Orang harus menghargai waktu orang lain, karena
ketenangan dan ruang pribadi adalah hak setiap individu. Penggunaan waktu yang
bijak bukan hanya mencerminkan kedewasaan pribadi, tetapi juga sikap hormat
terhadap orang lain yang hidup dalam komunitas yang sama.
KETIKA CINTA DATANG DAN PERGI
(Nely Kolo)
Di sebuah lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas, terdapat seorang gadis bernama Lisa. Ia adalah siswi kelas XII MIPA yang jatuh cinta pada seorang siswa baru bernama Arif. Arif, yang baru bergabung, sedang mengikuti kegiatan pengenalan lingkungan sekolah. Kebetulan hari pertama, Lisa yang menjadi pemandu kegiatan tersebut bersama Ketua OSIS, Siska. Kegiatan berjalan lancar dan berakhir dengan baik.
Setelah kegiatan, Lisa ke kelas. bertemu dengan temannya, Resa, yang ternyata saudari Arif. Mereka duduk dan berbincang, seolah Resa tahu bahwa Lisa menyukai Arif. Resa duduk di samping Lisa dan bertanya kepada Lisa, "Kamu suka sama Arif?" Lisa kaget dan menjawab, "Kok kamu tahu? hmmm iya sih, tapi sepertinya dia sudah punya pacar".
Resa memberitahu Lisa bahwa Arif belum punya pacar, tetapi dia bilang ke Resa bahwa ia suka sama Ketua OSIS, Siska. Lisa merasa sedih dan malu. Ia tidak ingin lagi melihat Arif. Dalam beberapa hari, kabar tentang Arif dan Siska yang berpacaran membuat hati Lisa semakin berat. Meskipun begitu, Lisa berusaha bersikap santai dan tidak menunjukkan perasaannya. Arif dan Siska juga menjalin hubungan dengan keyakinan.
Beberapa minggu kemudian, Resa mendatangi Lisa dengan berita yang mengejutkan. Resa menghampiri Lisa dengan wajah penuh tawa. "Lis, kamu tahu tidak?" Lisa bingung, entah apa yang dimaksud kan Resa. "Iya Res bagaimana? Tahu apa?"
Resa menjelaskan dengan sedikit tawa, "Ternyata, Arif juga suka sama kamu. Dia berencana menyelesaikan hubungannya dengan Siska". Mata Lisa tiba-tiba membelalak serta kaget."Haaa???" Ia merasa senang, tetapi juga ragu. Dalam hatinya, ia berpikir bahwa Arif mungkin seorang yang playboy. Namun, ia tidak bisa menahan perasaannya yang telah terbalas.
Suatu hari, mereka bertugas untuk koor di luar paroki dan menginap di sana selama dua hari. Pada malam pertama, saat Siska sibuk, Arif mengambil kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama Lisa. Mereka berbincang dan berpegangan tangan, seolah-olah mereka ini berpacaran. Namun, saat Siska ada mereka seperti orang asing.
Hari kedua, saat kembali ke sekolah, Lisa mendengar kabar bahwa hubungan Arif dan Siska mengalami masalah. Lisa berpikir bahwa kemungkinan masalahnya karena Siska telah mengetahui bahwa semalam Arif bersama dengannya. Lisa menghampiri Resa, dengan wajah penuh pertanyaan dan rasa ingin tahu, "Res, saya dengar hubungan Arif dan Siska sedang tidak baik ya?"
Resa menatap Lisa dan menjawab apa yang ditanyakan oleh Lisa dengan apa yang dia lihat dan dengar "Iya Lis. Kemarin mereka berantam dan Arif minta putus sama Siska. Sepertinya, Arif akan mengungkapkan perasaannya ke kamu! Lisa terdiam tanpa kata-kata. Ia senang tetapi juga merasa bersalah telah merebut Arif dari Siska. Tetapi Lisa juga tidak bisa menahan perasaannya.
Keesokan harinya, saat jam istirahat, dengan berani Arif menghampiri Lisa, "Lisa! Kamu ngapain?" Lisa seperti kaget dengan wajah bingung kenapa tiba-tiba Arif datang menemunya, "Eh, iya Rif. Aku duduk saja". Dengan gugup Arif berbicara, "Baiklah! Aku mau ngomong sesuatu sama kamu".
Dengan santai Lisa menjawab dan mempersilahkan Arif untuk bicara, namun di sisi lain Lisa juga deg-degan. "Aaaaaa, kamu mau tidak jadi pacarku?" Lisa tercengang dengan wajah yang dihiasi senyum tipis, "Kamu serius, Rif?" Arif menjawab Lisa dengan sangat serius, "Ya, aku serius. Mau tidak?" Dengan senang hati Lisa langsung menjawab, "Aku mau, Rif".
Lisa tidur di bahu Arif sambil bercerita, "Sebenarnya aku sudah lama suka sama kamu sejak awal kegiatan pengenalan lingkungan sekolah, tapi aku diam karena kamu suka sama Siska". Arif meyakinkan Lisa, "Oya? Ya sudah, itu kan dulu. Sekarang aku sama kamu".
Akhirnya, mereka berpacaran. Setiap hari, mereka berkomunikasi lewat handphone dan bertemu langsung, di sekolah. Hubungan mereka semakin harmonis, saling mendukung dan saling terbuka satu sama lain.
Namun, setelah hampir lima bulan, Lisa merasa ada yang berbeda dari Arif. Suatu hari, ia memutuskan untuk berbicara dengan Arif. Dalam perbincangan mereka, setiap pertanyaan dari Lisa, Arif menjawab dengan santai seperti tidak ada rasa bersalah sedikit pun. Lisa merasa bahwa ad sesuatu yang disembunyikan oleh Arif.
Setelah pulang sekolah, Lisa mengambil handphone, login ke media sosial (Instagram) dan melihat Arif memamerkan foto seorang wanita. Entah wanita itu siapa? Lisa tidak yakin jika Arif punya hubungan sama wanita itu. Lisa mencari tahu, ia mencari Instagram wanita itu, ternyata benar mereka menjalin hubungan, namanya Dona. Lisa melihat wanita itu juga memposting fotonya Arif. Lisa pun terjebak dalam perasaannya yang campur aduk antara cinta, bingung, dan rasa tidak percaya. Apakah ia harus mempertahankan hubungannya ataukah harus berakhir?
Keesokan harinya, Lisa menemui Arif dengan wajah penuh marah. "Arif, siapa wanita yang kamu pamer di Instagram? Tidak salah namanya Dona. Ada hubungan apa kamu sama dia?"
Arif menjawab dengan berpura-pura tidak mengenal wanita yang dimaksudkan Lisa. "Dona siapa? Aku tidak mengenal dia. Dan aku tidak pernah memamerkan siapa pun selain kamu, Lis".
Lisa ingin sekali menunjukan buktinya, namun mereka tidak diizinkan untuk membawa handphone ke sekolah. Air mata jatuh, dengan jari telunjuknya, Lisa menunjuk ke arah mukanya Arif. "Kamu pikir aku bodoh? Aku sudah tahu permainan kamu, kamu jujur saja deh sekarang!"
Tiba-tiba dengan wajah penuh rayuan manis Arif memohon. "Lis, ya sudah jangan menangis. Aku salah sudah buat kamu sakit hati, aku minta maaf, aku khilaf. Kamu jangan pergi ya, Lis?"
Air mata semakin menetes, tidak sanggup menatap wajah Arif, Lisa berbalik badan. "Aku butuh waktu untuk berpikir". Setelah itu pergi meninggalkan Arif.
Setelah pulang sekolah Lisa memikirkan keputusan apa yang harus ia ambil dari masalah ini. Ia menelpon Arif. Arif yang sedang berbaring, mendengar handphonenya bunyi, ternyata telepon dari Lisa. Ia mengangkat telepon itu. "Hallo? Lis, kamu tidak marah lagi kan sama aku? Aku minta maaf".
Tanpa basa-basi Lisa bertanya dengan serius. "Arif, kalau kamu masih ingin sama aku, tolong tinggalkan dia". Arif menjawab Lisa. "Aku sudah selesai sama dia, Lis". Lisa berpikir bahwa semua itu hanya kekhilafan. " Baiklah. Janji ya tidak akan ulangi lagi?" Arif meyakinkan Lisa :"Iya, aku janji".
Akhirnya, mereka melanjutkan hubungan mereka. Lisa memberikan kesempatan kepada Arif untuk memperbaiki semua. Lisa tetap percaya kepada Arif, karena ia sangat menyayanginya.
Namun, setelah satu Minggu, Arif kembali berubah. Lisa mengetahui dari postingan wanita itu, ternyata mereka berdua kembali menjalin hubungan. Ia merasa dibodohi. Dalam hatinya. "Ternyata Arif benar-benar playboy. Seharusnya dari awal aku tidak percaya lagi sama dia".
Lisa akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Arif, meskipun itu menyakitkan. Ia ingin menyelamatkan dirinya dari rasa sakit yang lebih dalam. Di sekolah, Lisa memanggil Arif dengan wajah murung dan serius untuk membicarakan semua ini. "Arif, ternyata kamu playboy. Hanya ingin mempermainkan perasaan perempuan. Kamu pikir dengan cara ini kamu akan bahagia? Tidak akan, Arif. Ingat kata-kataku: "Kamu tidak akan pernah bahagia, jika kamu terus-menerus seperti ini. Seharusnya kemarin kita akhiri saja, karena percuma aku kasih kamu kesempatan tetapi kamu tidak berubah sama sekali".
Arif menjawab dengan sangat santai seakan setuju untuk akhiri hubungan. "Aku minta maaf". Tetapi, jika mau kamu kita akhiri, ya aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Hati sakit saat mendengar jawaban dari Arif. "Enak sekali ya jadi kamu..... Jangan pernah kembali lagi". Lalu Lisa meninggalkan Arif.
Arif juga tidak mempedulikan lagi kepergian Lisa, ia seperti sudah sangat bosan dengan Lisa sehingga saat hubungan berakhir seperti ini, ia tidak merasa kehilangan.
Hubungan mereka berakhir begitu saja. Lisa merasa kehilangan, tetapi semua telah terjadi dan kini hanya tinggal kenangan. Meskipun saling mencintai tapi terkadang perpisahan adalah jalan terbaik, agar tidak saling menyakiti. Meninggalkan seseorang yang kita cintai adalah tindakan yang sangat rumit. Namun, waktu akan membantu menyembuhkan luka dan cinta sejati akan selalu memiliki tempat di hati, meskipun dalam bentuk yang berbeda.
Arif dan Lisa melanjutkan aktivitasnya setiap hari di sekolah seperti biasa. Mereka berdua seolah tidak pernah mengenal, tetapi perasaan mereka tidak mudah hilang dengan waktu yang singkat.
KOLKITA-Kefamenanu, Mahasiswa Semester IV Sekolah Tinggi Pastoral St. Petrus Keuskupan Atambua mengikuti Malam Takbiran dan membantu menjaga keamanan saat umat Muslim Sholat, sebagai bentuk Pengabdian kepada Masyarakat lintas iman, pada perayaan Idul Fitri di Masjid Agung Nurul Fala Kefamenanu-Kabupaten Timor Tengah Utara pada hari Senin-Selasa, (30-31/03/2025).
Mahasiswa yang mengikuti kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat lintas iman yakni Raymundus Rao (Ketua), Felicitas Dasi, Sisilia Nino, Alfrida Melisa Hoar, Vebronia Siki, Maria Junita Luruk, Maria siena Bui, Maria Olinda Meri Leki dan beberapa biarawati yakni Sr. Fransiska, SMG, dan Sr. Modesta Amsikan SSpS, sebagai pendamping. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mempererat toleransi antar umat beragama serta menumbuhkan nilai-nilai kebersamaan di tengah keberagaman masyarakat.
Mahasiswa bersama para pendamping antusias mengikuti Malam Takbir yang merupakan perayaan syukur atas tercapainya Puasa Ramadhan yang dilakukan oleh umat muslim selama empat puluh hari lamanya.
Usai perayaan tersebut, Haji Fahmi Abdullahi, selaku Takmir Masjid Agung Nurul Fala Kefamenanu, mengatakan, "Mengenai makna perayaan Takbiran dan kehadiran mahasiswa STP St. Petrus Keuskupan Atambua dalam acara tersebut, saya pribadi merasa senang, karena malam takbiran adalah malam sukacita karena sudah selesai melewati puasa, dan saya juga senang, atas kehadiran mahasiswa STP St. Petrus Keuskupan Atambua, sangat membahagiakan.Ini adalah bentuk wujud toleransi dan silaturahmi di antara umat beragama."
Sementara Sholat Idul Fitri dilaksanakan pada Senin, 31/03/2025, dimulai pada pukul 06:00-08-00. Usai Sholat, para Tokoh Islam, menyampaikan limpah terima kasih kepada pihak keamanan, Kapolri, Kapolsek dan mahasiswa yang telah menjaga keamanan pada perayaan malam takbir dan Sholat Idul Fitri.
Adapun tanggapan dari Sr. Jhen, SCC, saat diwawancarai mengenai kehadiran mahasiswa bersama umat Muslim, beliau menuturkan bahwa "Sikap toleransi antar umat beragama sebagai persaudaraan, dapat dilaksanakan dengan mau ambil bagian dalam beberapa kegiatan kecil pada Hari Raya Idul Fitri tanpa mengganggu ibadat mereka."
Untuk diketahui bahwa kegiatan lintas iman oleh mahasiswa-mahasiswa STP St. Petrus Keuskupan Atambua, tidak hanya terjadi di Masjid Agung Nurul Fala, melainkan di seluruh Masjid yang ada di tiga Kabupaten yakni TTU, Belu, dan Malaka. Kegiatan di Masjid Agung Nurul Fala Kefamenanu, berakhir dengan penandatanganan sertifikat oleh Haji Muhammad Subhan selaku Ketua PHBI Kefamenanu.(RR/FD)
Dikutip dari Pena Katolik: Paus Fransiskus menerbitkan ensiklik keempat kepausannya yang berjudul Dilexit Nos, pada hari Kamis 24 Oktober 2024, tentang cinta manusiawi dan ilahi dari hati Yesus Kristus.
Dilexit Nos, yang berarti ‘dia telah mengasihi kita’ dipromulgasikan pada tanggal 24 Oktober 2024.
Sebelumnya, Paus telah mengumumkan pada bulan Juni 2024, bahwa ia sedang mempersiapkan sebuah dokumen tentang Hati Kudus Yesus. Ensiklik ini akan merenungkan cinta Tuhan yang dapat menerangi jalan pembaruan gerejawi dan menyampaikan sesuatu yang berarti kepada dunia yang tampaknya telah kehilangan hatinya.
Paus Fransiskus kemudian menggambarkan Dilexit Nos tersebut sebagai sesuatu yang menyatukan refleksi berharga dari teks-teks magisterial sebelumnya dan sejarah panjang yang kembali ke Kitab Suci. Paus mengusulkan kembali kepada seluruh Gereja, devosi yang dipenuhi dengan keindahan spiritual ini.
“Saya yakin akan sangat bermanfaat bagi kita untuk merenungkan berbagai aspek kasih Tuhan, yang dapat menerangi jalan pembaruan gerejawi dan menyampaikan sesuatu yang berarti kepada dunia yang tampaknya telah kehilangan hatinya,” kata Fransiskus di akhir audiensi umumnya pada tanggal 5 Juni 2024.
Dilexit Nos tersebut diterbitkan di tengah perayaan ulang tahun ke-350 penampakan Hati Kudus Yesus kepada St. Margareta Maria Alacoque. Perayaan ini dimulai pada tanggal 27 Desember 2023 dan akan berakhir pada tanggal 27 Juni 2025.
Vatikan mengadakan konferensi pers yang disiarkan langsung pada hari Kamis, 24 Oktober, tentang ensiklik: Dilexit Nos. Konferensi pers ini akan dihadiri Mgr. Bruno Forte, seorang teolog Italia dan anggota Dikasteri Ajaran Iman. Ada juga Suster Antonella Fraaccaro, kepala ordo religius Italia Discepole del Vangelo.
Dilexit Nos menjadi ensiklik keempat Paus Fransiskus setelah Fratelli Tutti, yang diterbitkan pada tahun 2020, Laudato Si’ yang diterbitkan pada tahun 2015, dan Lumen Fidei, yang diterbitkan pada tahun 2013. (AES)
Sumber Berita: Paus Fransiskus akan Mempromulgasikan Ensiklik Baru: Dilexit Nos, tentang Hati Kudus Yesus - Pen@ Katolik
AKSARA PADA PERSIMPANGAN
Oleh: Ona Kobo
Seorang hawa menggigil mengigit jari
Sebab ia kuyup oleh ingatannya sendiri
Ia menulis sajak pilu
Kenangan membekas dan menua bagai tanah purba
Lalu, pada musim semi di hati
Ia mengenang kenangan sesuai gerimis pada mata
Berapa kali ia ingin menjadi angin?
Yang tidak bisa menua
Namun tetap menua dan menuai dalam kesunyian
Pada sepertiga malam
Tertoreh sajak pada lembar kertas kusam
Sajak dan jejak pedih, berkali menghapusnya
Hawa masih terdiam dalam ribuan kata
Tak berkutik diterjang gulana
Wahai hawa, pada persimpangan
Selami sajak ini, jika kau tersesat
Pada hati yang sedalam lautan
Agar sunyimu yang mencengkram menjadi unggun
MISKIN KARENA TIDAK MEMILIKI TUHAN
(Yer 17:5-8; Mzm 1:1-2.3.4.6; 1Kor 15:12 16-20; Luk 6:17. 20-26)
RP. Frans Funan, SVD
"Berbahagialah kamu, jika kamu dibenci, dikucilkan, dan namamu dicela, serta ditolak demi Putra Manusia. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya upahmu besar di Surga." (Luk 6:22.23a).
Milikilah Tuhan supaya jadi orang beriman yang kaya raya dalam iman. Ada damai, sukacita dan kebahagiaan dalam hidup di masa kini karena sudah menginvestasi lebih dulu pahala yang bakal diperoleh melalui kerelaan dan ketulusan hati berbagi dengan sesama yang berkekurangan. Bukankah dalam Tuhan tiada perbedaan di antara kita?
Di mata Tuhan kita semua hidup bahagia dan terberkati. Hidup yang berbuah kelimpahan sukacita tampak dalam cara hidup ini: dekat dengan Tuhan, ikut perintah Allah dan kejar yang baik dan singkirkan yang buruk. Konkritnya hidup bagi Tuhan dan mengabdi sesama dengan tulus hati yakni hidup saling menopang, saling support untuk maju dalam hal- hal positif, menaruh belas kasih dan perhatian istimewa kepada anak-anak terlantar, difabel, kaum lemah dan terpinggirkan. Banyak orang kaya harta duniawi hidup terberkati karena cara hidup yang penuh belas kasih kepada sesamanya yang miskin, lemah dan menderita.
Sabda Tuhan tidak hanya lemah lembut, tetapi juga keras demi penyadaran manusia dari kebebalannya, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri; hatinya menjauh dari Tuhan." (Yer 17:5). Ketika manusia hidup mengandalkan diri sendiri ia berada dalam kondisi yang memprihatinkan seperti: kekeringan, penderitaan bahkan kematian. Saat ia dekat dan andalkan Tuhan ia seperti pohon di tepi air, mengalami kesejukan dan tidak khawatir dalam musim mana pun. "Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!" (Yer 17:7).
Pemazmur bilang: "Orang yang berharap pada Allah seperti pohon yang ditanam di tepi aliran sungai, yang menghasilkan buah pada musimnya, daunnya tak pernah layu, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mzm 1:3). Sikap iman yang benar penting untuk mengarahkan hidup pada tujuan yang benar pula. Prinsip iman kita: Kristus dibangkitkan dari antara orang mati. Jika Kristus tidak dibangkitkan sia-sialah iman kita. Kita menjadi orang beriman yang paling malang di bumi ini.
Karena itu, iman bahwa Kristus bangkit dari antara mati menjadi harga mati tanpa kompromi. Kita pun saat mati akan dibangkitkan untuk hidup abadi bersama Yesus Kristus dalam Kerajaan Allah. Orang miskin, kecil, sakit dan menderita begitu berharga dan menjadi misi utama Yesus, maka kita pun hendaknya berbelas kasih, terlibat dan mau berbagi dengan sesama yang berkekurangan agar Tuhan Yesus bisa sebut kita sebagai yang berbahagia. Melalui Sabda Bahagia Yesus mengajar hal penting bagi kita tentang apa yang paling menyenangkan bagi Allah yang mesti kita lakukan.
Kita belajar menjadi kaya dengan memiliki Tuhan dan menaruh semua harapan kita pada-Nya. Sebab kita akan menjadi orang beriman yang miskin jika kehilangan Tuhan dalam hidup ini, hanya karena miskin hati yang tulus dan murni untuk Tuhan dan sesama kita.
Selamat Hari Minggu. Tuhan berkatimu semua. (RP.FF. Arso Kota, Minggu Biasa VI/C, 160225).
BILIK REFLEKSI DAN SEBUAH EPISODE BARU
(Lena Salu)
"Masa
depanmu ada di tangan anda sendiri, sebab andalah yang sedang berjuang dan
menata hidupmu ke depan," kata Rm. Kanisius Oki, Pr, Deken Kefamenanu.
"Tak
ada orang bodoh di dunia ini, kalau semua orang mau belajar," Rm. Gabriel Bouk, Pr, Ketua Yayasan Pendidikan Snuna.
Dua pesan emas yang dinyatakan oleh kedua imam Tuhan di atas dalam kata sambutan sebelum menutup Perayaan Ekaristi Pembukaan Tahun Ajaran Baru 2024/2025 di STP ST. PETRUS KEUSKUPAN ATAMBUA hari Sabtu 24 Agustus 2024, menjadi sebuah suguhan dan refleksi yang mendalam.
St. Bartolomeus yang pestanya diperingati pada hari itu juga sungguh menggugah
hati dan isi kepala untuk memaknai segala lika-liku perjalanan dan perjuangan dalam mensyukuri rahmat Tuhan yang tak terhingga. Bartolomeus artinya anak
petani. Figur orang kudus yang rendah hati dan kaya akan kebajikannya ini sangat cocok dengan arti namanya. Pribadi yang satu ini dipilih Yesus untuk
sebuah misi pelayanan yang tak semua orang mungkin menyukainya.
Adakah sesuatu yang datang dari Nazareth? Pertanyaan yang sama pula seakan ditujukan kepada mahasiswa STP, adakah sesuatu yang datang dari STP ST. PETRUS KEUSKUPAN ATAMBUA? Butuh sejeda waktu untuk berhenti sejenak agar tak tergesa memberi jawaban atas sebuah konsekuensi yang konsistensial.
Yesus membutuhkan satu jawaban pasti dari setiap mereka yang dipanggil dan
diutusnya demi misi universal. Yesus tak memakai sistem kredit pada siapapun
kecuali sebuah penyerahan diri secara total kepada-Nya. Yang lebih tepat adalah
bukanlah sekedar guyonan hambar yang Ia butuhkan melainkan satu keputusan yang matang
dan pasti.
Sabtu, 24 Agustus 2023, menjadi sebuah episode baru bagi mahasiswa setelah dua bulan rehat dari aktivitas kampus. Ada sekian banyak momen dan cerita penuh variasi dari setiap sahabat dalam perjumpaan selama kurang lebih satu minggu terakhir ini. Adapula cerita yang sungguh baru yang didengar dan direnungkan bersama di rumah kami ini.
Ah, adakah sesuatu yang datang dari Nazareth? Rupanya dapat ditemukan jawabannya pada wajah-wajah setiap mahasiswa baru (MABA) yang masih polos. Barisan panjang di setiap deretan yang rapi dan polos merekalah yang mengingatkan dan membawa mahasiswa yang lama, pulang kembali pada hari pertama di mana kala itu mereka disebut MABA.
Aku, ya aku ini. Aku tak tahu persis siapa yang merekomendasikanku untuk ada di tempat ini, tetapi aku menyadarinya bahwa itu adalah satu-satunya suara Tuhan yang menuntunku dengan pasti memasuki gerbang lembaga pendidikan ini hingga saat ini.
Terima kasih Tuhan, karena Engkau sungguh baik atas hidupku. Hari ini, aku dibopong untuk melangkah dengan pasti menyusuri setiap dinamika kehidupan sebagai seorang mahasiswa dan pribadi yang mau berjuang bersama mengikuti misi yang sudah dipersiapkan Tuhan. Memang tak gampang menggarap tanah yang tandus dan kering, sebab mungkin banyak kali ada peluh yang bercucuran dan ada air mata yang menetes.
Lalu apakah aku akan tetap tinggal diam? Tentu aku harus butuh banyak waktu dan energi untuk bisa sampai menemukan tanah yang subur dan membiarkan tanah itu ditanami dengan benih yang baik dan pada akhirnya benih yang telah bertumbuh itu dapat menghasilkan buah yang matang dan berkualitas. Bak menggarap di atas kerikil yang tajam, butuh asupan nutrisi yang cukup bagi diriku untuk bisa mengembangkan segala talenta yang telah dititipkan Tuhan kepadaku tuk dikembangkan, dan memperbaiki segala yang masih perlu tuk dikikis dan dirapikan demi sebuah pembaharuan yang lebih baik lagi. Satu langkah baru lagu bagiku untuk berjuang di semester yang baru pada tahun ajaran baru ini.
Masa depanmu ada ditangan anda sendiri, seakan terus membuat kupingku berdiri dan menjadi satu mantra bagiku tuk terus didaraskan bagaikan Kidung Zakharia agar tetap mengafirmasiku untuk terus berjuang menata masa depanku. Memang untuk bertumbuh, aku akan senantiasa mengalami perubahan, dan perubahan seringkali menakutkan.
Hikmah pengalaman kejatuhan dan kegagalan dalam setiap proses selama studi dapat menyadarkan, bahwa kesempurnaan hidup ini bukanlah semata diperoleh dari
ziarah yang baik-baik saja dan tak ada kendala, yang diperjuangkan dengan kekuatan
dan keyakinan diri sendiri, tetapi merupakan buah proses yang membentukku
menjadi pribadi yang lebih rendah hati untuk belajar dan terus belajar dari
setiap kekurangan dan kelemahan diri sebagai sarana berserah diri kepada Tuhan
yang selalu menopang dan menolongku untuk terus maju mendekati garis finis yang
masih jauh di depan sana. Pengendalian diriku selalu kupasrahkan pada Dia yang memegang
kendaliku
Figur St. Petrus yang
dipilih Yesus menjadi pemegang kunci kerajaan-Nya bermula dari sebuah penyangkalan.
Kerendahan hatinya di hadapan Sang Guru, membasuh dosa-dosanya. Bau asin laut
yang pernah menempel pada badan dan pakaiannya menjadi kekhasan dirinya. Apa
adanya dirinya yang tidak dibuat-buat melainkan polos menjadikannya sebagai
pribadi yang patut kuteladani. Dia tak hanya seorang penjala ikan melainkan
Yesus melayakkannya menjadi penjaga manusia yang dihormati sejak Gereja Perdana
hingga saat ini.
Sebagai bagian dari belajar
dan kelak menjadi sebuah sistem pelayanan di lingkungan umat Allah, tujuan pendidikan
di STP ST PETRUS KEUSKUPAN ATAMBUA bagiku bukanlah semata untuk mendapatkan gelar
sarjana, tetapi semata membentuk diriku lebih matang, untuk masa depanku yang
lebih bermartabat dan demi pelayanan terhadap umat Allah secara radikal. Tak
perlu rumus yang panjang untuk mendapatkan gelar kalau hati dan niat
dipersembahkan sebagai sebuah doa dan harapan kepada-Nya yang senantiasa berada
dalam setiap proses dan perjuangan.
Pesan emas dari dua imam diosesan Keuskupan Atambua di atas, sebenarnya tak perlu aku jelaskan lagi, sebab tentu kalimat itu sudah sangat dimengerti oleh setiap mahasiswa maupun siapa saja yang mendengarnya. Tetapi bagiku ini juga adalah hal baik yang perlu kutitipkan dalam tulisan singkatku ini.
*Titip sebuah guyonan di dekat lorong Oratorium Kampus*
Nona: Pace, boleh tidak sa pinjam ko pung Alkitab?
Pace: Ko kaka nona mo pake bikin apa?
Nona: Sa mo cek sah masi ada foto-foto kow
di Pace pung dalam Alkitab tu?
Pace: Tuhan ewww, memangnya kenapa? kwkwkwwkwk
Nona: Cukup nona ko simpan di Papua ew,
soalnya di sini setiap hari kita hanya bertemu St. Petrus na kwkwwkwkwk
Pace: Semoga bahagia.... Kwkwwkkwkw
MALAM JUMAT YANG PANJANG
MUSIM SEMI DI TEPI SUNGAI GAVE DE PAU (Part 5)
Oleh: Lena Salu
Teruntukmu Celine, di bilik penantian
Celine, semoga suratku menemuimu dalam keadaan yang sehat bugar dan menggemaskan. Aku memastikan kau tentunya selalu tersenyum lebar dan ringan langkah merayakan hari-hari perkuliahanmu setiap hari. Aku juga tak menolak bahwa ada terik matahari yang kadang menyengat di atas kepalamu kala banyak tugas dan agenda yang terus mengejarmu untuk lebih konsentrasi dan konsisten.
Celine, Ijinkan aku sedikit bercerita denganmu. Sebenarnya aku sangat merindukanmu, namun tak terasa sudah hampir setengah dari semester ini aku tak pernah dibangunkan oleh suaramu dari ponselku. Aku berpikir mungkin kau sangat penting mengabariku agar tak kugelisahkan segalanya. Sesungguhnya sebulan yang lalu aku sedang berziarah ke Lourdes. Ada kesan yang sangat indah bagiku selama berada di sana. Ada doa yang penting dan sangat khusus kupersembahkan kepada Bunda Maria untukmu.
Aku tahu bahwa kau sangat mencintainya dengan selalu mendaraskan manik-manik Rosario yang indah dengan mengucapkan salam Maria. Aku selalu menghadirkanmu disetiap langkahku dalam rombongan ziarah ke tempat-tempat suci yang kami kunjungi. Celine, Sebelum keberangkatanku ke Lourdes aku pernah menghubungi nomor ponselmu namun kau tak dapat dihubungi. Aku ingin mengambil cuti bersamamu ke Lourdes tetapi akhirnya aku hanya mengelus dada dengan sedikit berat hati tak dapat mengabulkan permintaanmu yang pernah kau minta pada hari ulang tahun pernikahan orangtuaku kali lalu. Aku tahu bahwa kau dan aku punya tabungan yang dapat kita pakai namun tak aku sangka bahwa kali ini aku gagal membawamu ke depan arcanya di Lourdes.
Celine, maafkan aku yang tak sempat mengabulkan permohonanmu, namun aku rasa bahwa kau akan terobati dan terhibur dengan sedikit cerita ziarahku yang kugoreskan dalam tulisan dan beberapa video klip sejak hari pertama hingga aku kembali. Aku berharap kau dapat sampai juga ke Lourdes setelah menikmati apa yang kau tonton dari apa yang kubagikan denganmu. Maafkan aku Celine, aku berharap kau tak membenciku tetapi membiarkan semuanya yang sempat tertunda ini menjadi doa yang indah dihadapan arcanya. Celine, kusudahi dulu suratku, aku berharap kau tak sungkan membalasnya agar dapat kupastikan dirimu baik-baik saja dan tak merasa kecil hati. Sekali lagi maafkan diriku. Yang terakhir ijinkan aku menyampaikan salam hormatku untukmu sekeluarga, semoga ayah, ibu dan adik-adikmu dalam keadaan yang tak menggelisahkanku. Aku selalu menantimu di setiap deretan hari dan tanggal yang menjanjikan balasan surat darimu.
NB; Kutulis suratku ini di tepi sungai Gave de Pau, tepat di bawah kaki gunung Pyrenees Perancis.
Aku yang mengasihimu dari jauh,
(.................)
**********
Aku seakan tak punya gairah lagi tuk berdiri, sekalipun sapaan awal surat di atas tadi sedikit menghiburku.menghibur dan membuatku terkesima. Aku dikuatkan oleh percakapan yang secara tak langsung menjawabi teka-tekiku yang selama ini menjadi pertanyaanku tentang keberadaannya. Lebih buas lagi aku terperosok jauh dengan ungkapan aku tak dapat dihubungi. Entahlah aku tak mengerti kapan aku dihubunginya sebab akupun menantinya berkabar hampir sepanjang abad namun tak berdering sama sekali ponselku kalau aku dipanggilnya. Bingung tapi faktanya menyatakan kalau ada dis-komunikasi yang sempat terjadi.
Hampir tiga puluh menit aku hampir tiga puluh menit aku terjaga dalam diam dan membiarkan instrumen lagu Ave Maria Gratia Plena gubahan Schubert menemaniku menikmati foto dan video singkat yang dibuat dalam slideshow yang menarik dan mengagumkan. Aku seakan terhipnotis dan dibawa ke Lourdes menikmati keindahannya dengan beckroud langkah jutaan peziarah yang membludak. Ohhh, betapa aku sangat merindukan tempat suci itu.... Aku sangat merindukan akan kesejukan air suci yang mengalir di tempat Kudus itu. Aku ingin menaburkan mawar berwarna-warni yang kupetik dengan tanganku sendiri walaupun aku harus meminta ijin pada pemilik tamannya. Aku ingin menari dengan gaun panjang berlengan lebar di sepanjang pendakian dan bernyanyi merdu di alun-alun kota layaknya wanita Perancis berperawakan cantik dengan topi lebar dan kain penutup kepala yang halus.
Akkhh, aku benar-benar membungkus kerinduanku ini dalam diksi yang hanya dapat kunikmati dalam mimpiku yang panjang dan belum sempat jadi kenyataan, namun aku membiarkan cerita ini hidup dalam doa yang tiada henti. Aku telah berjanji di depannya untuk selalu mengirimkan mawar Rosario di setiap sembahyangku yang membawaku sampai ke Lourdes keseharianku.
Aku tentunya akan dibawa tuk membayangkan kembali peristiwa penampakan yang pernah terjadi di sana. Aku ingin membopong orang-orang sakit dan timpang tuk ditahirkan dari sakitnya dan membiarkan diriku yang sakit dijamahnya pula dengan sentuhan dan aliran air segar yang melewati darah dan nadiku dan menghembuskan nafas panjang dengan ucapan syukur yang tak terhingga.
*********
Aku tertidur di bawah lampu belajar yang belum sempat kumatikan dan mendapati diriku tersungkur di atas meja dengan tumpukan tugas yang masih harus kuselesaikan untuk di asistensi besok pagi. Terburu-buru diriku ke kamar kecil tuk menyeka wajahku dengan air kran dan berniat menyalakan lagi laptop. Kubiarkan volume musik dari tape recorder kesayanganku terus aktif walaupun kedengaran semakin berisik pertanda baterainya hampir habis, aku hanya memastikan penyiarnya belum kantuk dan menemaniku dengan suguhan lagu-lagu keroncong dan lagu-lagu lawas kesukaan ayah dan ibu pada jamannya kala itu.
Kesukaan mereka berdua pada lagu-lagu lawas dan keroncong pada akhirnya menular kepadaku juga, sampai-sampai aku mengoleksi lirik-lirik lagunya dari kertas yang terselip di setiap kaset pita di almari ruang tengah rumahku. Aku kembali menguras isi kepalaku menyelesaikan beberapa tugasku yang hampir rampung. Ku pikir aku tak sehebat Para filsuf tapi kali ini aku harus bisa berpikir sedemikian untuk menemukan jawaban dari setiap soal dosen matakuliahku.
Kubiarkan suratku tadi terbuka di bawah lilin yang bernyawa dengan sorotan lampu yang datar menerangi sudut doaku. Kubiarkan tatapan Sang Perawan mengawasi dan menemaniku hingga sini hari nanti. Tanganku tak hentinya mengutak-atik tuts-tuts keyboard laptopku yang sudah aus dan hampir copot, tapi aku tak menghiraukannya, aku menikmati semuanya apa adanya demi menjaga keseimbangannya agar tidak sampai stres.
************
Tuhan, ijinkan aku tidur sejenak saja dan bangunkan aku esok lagi dalam keadaan yang masih bernapas. Aku membiarkan diriku terlentang dengan posisi yang paling nyaman dan menikmati malam yang teduh tanpa mengotori pikiranku dengan segala kesibukan yang masih saja harus kukejar. Suara batuk ayah masih kudengar dari bilik sebelah. Aku tau ayahku seharian tak cukup istirahat karena harus bertahan dan berjuang keras untuk aku dan isi rumahku.
Aku menarik napas panjang menikmati suara ibu yang sesekali menenangkan suaminya dan adikku yang terjaga. Ohh, aku butuh sejam saja untuk bisa pulas dan dapat bangun lagi tuk menjalani apa yang menjadi kewajibanku. Aku tidur dengan menggenggam seutas Rosario pemberianmu dan membiarkan mataku terpejam dan lelap.